Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc
Pengajar Lemhannas

Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional di Lemhannas

Menuju Indonesia Adil Makmur dan Digdaya

Kompas.com - 09/07/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA ribu kilometer dari Indonesia, nun di sebelah timur Madagaskar, terdapat negara kepulauan bernama Mauritius. Terdiri dari kumpulan pulau vulkanik dengan segala keindahan alamnya, yang hampir mirip dengan negara kita.

Inilah negara terkuat dan terkaya di Afrika, dengan pendapatan penduduk per kapita 19.600 dollar AS. Padahal mereka tak memiliki minyak dan mineral untuk ditambang.

Namun negara mungil ini sanggup menyediakan pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi, termasuk transportasi dari rumah ke semua sekolah.

Pendidikan adalah pelayanan yang disediakan pemerintah Mauritius untuk rakyat secara cuma-cuma dan tidak seperti barang yang diperjualbelikan.

Tersedia juga layanan medis gratis bagi setiap penduduknya, termasuk operasi bedah jantung yang memerlukan biaya besar.

Di sini, tidak ada bisnis untuk urusan kesehatan rakyat. Perkara tempat tinggal, 90 persen penduduknya sudah memiliki rumah sendiri.

Tidak ada keluarga tunawisma, atau keluarga yang mengeluhkan harga tanah dan properti yang tinggi.

Memang tak sepadan membandingkan Indonesia dengan Maurutius, yang luas total wilayahnya sekitar 2.040 kilometer persegi atau sekitar 790 mil persegi.

Sementara kepulauan Indonesia membentang dengan luas 1.904.569 kilometer persegi atau sekitar 735.358 mil persegi.

Hal menarik lain dari Mauritius, Presiden Dr. Ameenah Gurib-Fakim, doktor di bidang kimia organik, punya ujaran yang cukup terkenal di sana, “Dunia politik yang memilihku, bukan aku yang memilihnya.”

Berbanding terbalik dengan situasi di negara kita, di mana oknum para pejabatnya berharap dipilih oleh rakyat, dan setelah menjabat, mereka sibuk dengan urusannya sendiri.

Sebagai bangsa yang hidup dalam sebuah negara, maka dalam skala kepemimpinan nasional, bangsa Indonesia takkan lepas dari sistem yang telah disepakati bersama dalam menjaring calon pemimpin nasional yang akan menentukan arah masa depan.

Oleh karena bangsa ini telah menyepakati sistem demokrasi dalam memilih para calon pemimpin nasionalnya, maka sudah tentu rakyat Indonesia harus cerdas dan jeli dalam mencari para calon pemimpin.

Harapannya, masa depan kita mendapat gambaran keadaan yang jelas apabila para pemimpin yang dipilih itu, dapat menjalankan amanah rakyat dan sesuai dengan keinginan masa depan kehidupan berbangsa dan bernegaranya.

Tentang kriteria pemimpin

Tentu tidak salah, apabila sebagai anak bangsa yang baik, kita memiliki kriteria pemimpin nasional yang diidamkan sesuai adicita bersama.

Bangsa ini jelas berharap, bahwa calon pemimpin nasional yang terpilih nanti akan berpihak pada tujuan dan kepentingan nasional negeri ini secara selaras, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan, dan bertanggungjawab dengan kepribadian yang bijaksana.

Walaupun tentu saja, memilih pemimpin yang berkriteria seperti itu, bisa menjadi suatu proses yang teramat pelik. Nyaris seperti mencari jarum dalam sekam.

Untuk menentukannya, menurut pandangan saya, terdapat beberapa kriteria yang dapat dijadikan tolok ukur sebagai pertimbangan.

Kesatu, berintegritas. Calon pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi dan senantiasa bersikap jujur, adil, dan transparan dalam tindakan dan keputusannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com