Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Politik Dinasti, Anak (Kakak Adik), Menantu, Istri Muda

Kompas.com - 08/07/2023, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ISTILAH KKN atau korupsi, kolusi, dan nepotisme bergema di atas langit negeri ini ketika gerakan reformasi berlangsung sekitar 1998.

Dalam usaha memberantas budaya KKN, gelombang gerakan reformasi berhasil melengserkan pemimpin orde baru, Suharto. Namun budaya KKN masih beranakpinak atau turun temurun hingga masa generasi milinial.

Kalau meminjam lirik lagu “Bengawan Solo”, maka budaya KKN orde baru bagai “airmu mengalir sampai jauuuuuuh...

KKN lahir dari keserakahan manusia yang sedang berkuasa. Banyak nasihat telah didengungkan, bahwa “kekuasaan itu cenderung korup”.

Namun nasihat ini selalu tertutup oleh kenikmatan berkuasa, “kalau sudah duduk lupa atau tidak ingin berdiri dan pergi”.

Tulisan saya ini, terus terang, hanya merupakan susunan kalimat-kalimat yang saya cuplik atau kutip dari beberapa buku dan artikel di koran atau majalah yang muncul beberapa tahun setelah Suharto lengser.

Semua tulisan yang saya kutip itu berisi nasihat dan peringatan (termasuk ejekan) tentang bahaya “kekuasaan yang cenderung korup”.

Sultan HB X

Pada Oktober 2014, Sultan Hamengkubuwono X, menulis artikel berjudul “Membangun Jati Diri Bangsa: Dalam Kostelasi Geopolitik Internasional dan Globalisasi”.

Artikel ini dimuat dalam buku berjudul “Jokowi, Catatan & Persepsi” yang digagas oleh Seno Kusumoarjo.

Dalam artikel sepanjang 12 halaman (halaman 120 sampai 132) tersebut terdapat sub judul “Warisan Kultur Orde Baru”.

Selama orde baru terlihat dengan jelas, bahwa kekuasaan digunakan untuk memupuk kekayaan, dan kekayaan yang diperoleh dari KKN itu digunakan untuk lebih mengkukuhkan kekuasaan kroniisme,” ujar Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keputusan penting yang menyangkut proyek bernilai ekonomi tinggi diambil di luar kabinet. Timbul gejala memerintah berdasarkan pemberian keistimewaan favoritisme kepada anggota keluarga, kroni dan calon-calon kroni lain untuk membeli kesetiaan. Lambat laun kesetiaan beralih dari kesetiaan pada konstitusi menjadi kesetiaan pada seseorang, keluarga dan kroni,” demikian kata Ngarso Dalem (pada Oktober 2014 ) yang wilayahnya pada akhir Jumat, 30 Juni 2023 lalu, dikunjungi Jokowi dan gempa bumi.

Lima tahun setelah gerakan reformasi meneriakan berantas KKN dan Suharto lengser tahun 1998, Gubernur Banten saat itu Ratu Atut dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) ditahan dan dipenjara karena terlibat kasus suap/korupsi (September dan Oktober 2013). Kini mereka sudah bebas.

Berkaitan dengan hal ini, penulis asal Sumenep, Madura, Miqdad Husein, menulis artikel berjudul “Dinasti” yang dimuat dalam buku berjudul “Republik Sengkuni”.

Buku setebal 364 halaman ini diisi dengan artikel tulisan sastrawan Abrari Alzael, Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Said Abdullah dan penulis asal Sumenep Miqdad Husein.

Miqdad memberi beberapa catatan tentang kasus Ratu Atut dan Wawan. Katanya, naluri ekspansi berkuasa adalah watak asli manusia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com