JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti masalah ujaran kebencian yang menjadi tantangan besar bagi masyarakat saat ini.
Pasalnya, ujaran kebencian yang semakin merajalela dan semakin sulit dikendalikan.
Bahkan, menurut Muhadjir, banyaknya ujaran kebencian yang tidak bisa dikendalikan bakal memengaruhi stabilitas sosial hingga menimbulkan kerusakan moral.
"Ujaran kebencian tidak hanya memengaruhi stabilitas sosial tetapi telah menimbulkan kerusakan moral, mental, maupun jiwa yang sistematis dan berkelanjutan. Dan juga pada gilirannya menciptakan perpecahbelahan, konflik di berbagai belahan dunia," kata Muhadjir dalam webinar internasional seri literasi keagamaan lintas budaya, Selasa (27/6/2023) malam.
Baca juga: Ujaran Kebencian pada Tahun Politik
Muhadjir mengatakan, ujaran kebencian makin marak dalam dunia yang semakin terhubung dan serba digital seperti saat ini.
Apalagi, pengguna internet di Indonesia saja tercatat mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022/2023.
Jumlah tersebut meningkat sekitar 2,67 persen dibanding pada periode sebelumnya, yaitu sebanyak 210,03 juta pengguna. Data ini mengacu pada hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
"Penyebaran pesan kebencian dapat dengan begitu sangat mudah menyebar dan merusak kerukunan sosial," ujar Muhadjir.
Baca juga: Twitter Tidak Mengubah Kebijakan Ujaran Kebencian Khusus Twitter Blue
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, hari melawan ujaran kebencian sedunia menjadi momentum yang sangat penting untuk bergerak bersama dalam memerangi perilaku intoleran, buruk sangka, serta diskriminasi yang berakar dari perbedaan keyakinan, perbedaan agama, ras, suku, dan budaya.
Oleh karena itu, menurutnya, masyarakat dunia perlu memperkuat literasi digital dan mempromosikan penggunaan teknologi komunikasi dengan penuh tanggungjawab, sambil terus memerangi fenomena ujaran kebencian secara online.
Muhadjir mengatakan, masyarakat dunia dapat membangun jembatan yang kokoh antar komunitas dan menciptakan sebuah dunia yang lebih harmonis.
"Dalam semangat kolaborasi dan pembelajaran bersama, mari kita bersatu dalam upaya melawan ujaran kebencian meningkatkan pemahaman lintas budaya dan memperkuat nilai-nilai persaudaraan di antara kita," kata Muhadjir.
Untuk diketahui, Indonesia memasuki tahun politik jelang penyelenggaran Pemilu 2024. Oleh karenanya, ujaran kebencian menjadi salah satu yang dinilai pemerintah harus dihindari untuk mencegah perpecahan hingga konflik di masyarakat.
Baca juga: LP3ES Nilai Platform Digital Tak Serius Antisipasi Hoaks dan Ujaran Kebencian di Medsos
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.