Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftar Tenaga Cadangan Kesehatan Masih Rendah, Mobilitas 24 Jam Dinilai Jadi Alasannya

Kompas.com - 22/06/2023, 07:49 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Sumarjaya mengatakan jumlah anggota tenaga cadangan kesehatan Indonesia masih jauh dari target.

Ia memprediksi, hal tersebut disebabkan karena salah satu syarat menjadi tenaga cadangan kesehatan yaitu wajib bersedia melakukan mobilisasi selama 24 jam.

"Syarat utamanya mempunyai kapabilitas, tapi dia juga harus punya mobilitas. Yang berat itu mobilitas, mobilitasnya 24 jam," ungkap Sumarjaya pada konferensi pers Kemenkes RI daring pada Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Kemenkes Sebut Sebaran Tenaga Cadangan Kesehatan Masih Tidak Merata

Sumarjaya mengatakan, kesediaan mobilisasi 24 jam tentu diperlukan sebagai syarat utama mengingat bencana merupakan kejadian yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.

Ia mengatakan, program tersebut memang dirancang agar seluruh anggota sudah siap memberikan pelayanan kesehatan dan non kesehatan saat kondisi tanggap darurat terjadi di Indonesia.

"Sehingga yang daftar itu masih 9 ribu peserta, ini relawan semua," tutur pria itu.

Nantinya, kata Sumarjaya, anggota yang lolos pendaftaran akan diberikan penyuluhan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas dan program kesehatan di wilayah Indonesia.

Baca juga: Kemenkes Buka Partisipasi Tenaga Cadangan Kesehatan, Ini Syarat dan Ketentuannya

Sehingga, ketika suatu wilayah terjadi bencana, pihak Kemenkes bisa langsung berkoordinasi dan menurunkan relawan ke lokasi bencana.

"Jadi tenaga cadangan kesehatan itu berbeda, tidak seperti pemain bola, itu ada pemain cadangan. Atau kalau di Kementerian Pertahanan ada komcad (Komponen Cadangan)," ujarnya.

Perlu diketahui, saat ini Kemenkes membuka program tenaga cadangan kesehatan untuk menambah jumlah tenaga kesehatan di wilayah Indonesia.

Pendaftaran tersebut dibuka untuk umum dan masyarakat bisa mendaftarkan diri sebagai individu, tim, dan Emergency Medical Team (EMT) yang merupakan tim yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan.

Baca juga: Tabel Berat Badan Ideal Pria dan Wanita yang Direkomendasikan Kemenkes

Berdasarkan laman satusehat.kemkes.go.id, per hari ini, tenaga cadangan kesehatan yang telah bergabung sebagai individu berjumlah 9.284, tim berjumlah 182, dan EMT berjumlah 357.

Sampai saat ini, Kemenkes masih membuka pendaftaran tenaga cadangan kesehatan hingga waktu yang belum ditentukan.

Nantinya, tenaga cadangan kesehatan yang lolos akan dihubungi pihak Kemenkes untuk selanjutnya dimobilisasi ke tempat terjadinya bencana.

Adapun bencana yang akan ditangani oleh tenaga cadangan kesehatan yaitu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami, longsor, dan lainnya, bencana non alam seperti wabah Covid-19, dan bencana sosial seperti tragedi Kanjuruhan dan bom Bali 2002 yang memakan korban jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com