MADINAH, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, mobil golf disiagakan untuk membantu para jemaah lansia atau jemaah yang perlu dievakuasi di Mina saat puncak haji.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief mengatakan, pengadaan kendaraan tersebut merupakan terobosan sekaligus hasil evaluasi pelaksanaan haji tahun lalu.
"Tahun lalu kita kerepotan sekali karena tidak boleh ada mobil dan itu sangat memberatkan saat evakuasi," ujar Hilman di Daker Madinah, Minggu (18/6/2023).
Baca juga: Kemenag: 164.003 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi
Menurut Hilman, petugas harus menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 3 kilometer saat mengevakuasi jemaah yang sakit. Kondisi ini menyebabkan petugas kelelahan.
"Ini (kendaraan golf) merupakan permintaan tahun lalu. Alhamdulillah, pihak kerajaan dan syarikah akan memfasilitasi itu, sehingga tim medis bisa segera datang," ungkap dia.
Hilman menyebut, pada tahun ini pihaknya akan mengoperasikan tujuh unit mobil golf. Mobil-mobil tersebut akan dioperasikan petugas di Mina.
Baca juga: Bertambah 8, Jumlah Jemaah Haji Wafat Tahun Ini Capai 79 Orang
"Dikasih tujuh unit. Itu yang disampaikam mitra kita. Tahun lalu enggak ada. Apakah mobil itu akan disimpan di Kantor Misi Haji Indonesia sebab di sampingnya kan kesehatan masih dipertimbangkan," ucapnya.
Hilman berharap, keberadaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan pelayanan dan membantu jemaah haji melaksanakan puncak ibadah haji.
"Jangan sampai pertolongan pertama tidak bisa dilakukan dengan baik. Kita ingin melindungi jemaah termasuk saat-saat melaksanakan ibadah seperti itu. Kan puncak hajinya di situ," ucapnya.
Selain menyediakan mobil golf, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah lainnya yakni melakukan evaluasi kesiapan fasilitas di Arafah dan Mina yang akan ditempati jemaah haji Indonesia.
"Kita ketahui jemaah haji tahun ini jumlahnya lebih dari normal sehingga kita pastikan infrastrukturnya cukup atau tidak sehingga layanan jemaah dengan penambahan kuota ini tetap terjaga," ungkap dia.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mengevaluasi kesiapan para petugas haji. Simulasi yang diterapkan Kemenag harus benar-benar dipahami petugas. Sebab pada puncak haji, mobilitas jemaah sedemikian kompleks.
"Karena seluruh jemaah haji dari berbagai negara juga melakukan hal yang sama. Untuk itu, petugas akan ditempatkan sebelum jemaah masuk ke Arafah," katanya.
Termasuk kesiapan maktab dan petugas yang menggeser dan membawa jemaah ke Arafah serta berapa petugas yang siap siaga di Muzdalifah.
"Ini juga harus kita pastikan simulasinya. Insya Allah dua hari sebelum puncak haji. Nanti simulasi harus benar-benar dipahami petugas," kata Hilman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.