Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Keyza Widiatmika
Dosen

Mengajar paruh waktu di Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI)

Aldi Taher dan Alienasi Politik

Kompas.com - 07/06/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PUBLIK punya hiburan baru di tengah kepenatan terhadap Pemilu 2024 yang masih diisi oleh politikus yang sama dengan periode lalu. Penghiburnya adalah Aldi Taher, selebritas yang saat diwawancarai TV One terkait alasannya maju lewat dua partai sebagai bakal calon legislatif (bacaleg), yaitu DPRD-DKI Jakarta dari PBB dan DPR RI dari Partai Perindo, memberi jawaban-jawaban konyol.

Aldi dengan polos mengakui kebingungannya mengapa dia maju di dua partai. Dia malah bertanya balik ke presenter tv, “Memang, Mbak, enggak bingung? Semua manusia di muka Bumi ini bingung, Mbak. Nanti enggak bingung kalau sudah di surga.”

Aldi menjawab hampir semua pertanyaan secara ignoratio elenchi, yakni mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnya sedang dibahas. Saat ditanyakan motivasinya menjadi wakil rakyat, dia menjawab enteng bahwa dirinya ingin membaca Al Quran di Senayan. Bagi Aldi, membaca Al Quran adalah solusi.

Baca juga: Aldi Taher Batal Jadi Bacaleg DKI dari PBB, Kini Maju ke DPR RI dari Perindo

Rekaman wawancara itu kemudian ramai di jagad maya. Banyak yang meresponnya dengan tawa, banyak pula yang terang-terangan memberi dukungan sepenuhnya meski cukup terlihat satirnya.

Seruan “All in Aldi Taher” kemudian dilontarkan sebagai representasi dari alineasi politik oleh masyarakat Indonesia. Alienasi politik berarti perasaan terasing, putus asa, juga kecewa terhadap sistem politik.

Hal ini bisa diakibatkan oleh diabaikannya keterlibatan rakyat dalam proses pembuatan kebijakan yang nantinya akan memengaruhi kehidupan mereka. Publik juga merasa bahwa pemerintah tidak mewakili kepentingan mereka dan tidak berfungsi secara efektif.

Jika mengingat hasil survei Strategic and International Studies (CSIS) pada 2022, alienasi politik itu harusnya tidaklah mengherankan. Survei tersebut menunjukkan, minat anak muda Indonesia terhadap politik rendah.

Dari seluruh responden, hampir setengahnya menobatkan DPR sebagai lembaga yang tak layak dipercaya. Padahal, mimpi mengubah sistem dari dalam sudah jadi janji yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jika mengubah sistem dari dalam dirasa gagal, maka terbesitlah pandangan untuk sekalian menghancurkannya dari dalam.

Warganet bahkan melabeli Aldi sebagai “orang gila”, dan menganggap bahwa dunia yang penuh kegilaan ini pantas dipimpin olehnya.

Sementara itu, Aldi sedang bermain peran. Dia tahu bagaimana cara mencuri sorotan publik di tengah kepenatan politik. Namanya kian populer dan banyak penggemar.

Dampak dari Alienasi Politik

 

Namun, apabila Aldi memenuhi syarat dan lolos sebagai caleg, alienasi politik ini akan mendatangkan konsekuensi yang cukup besar. Pertama, Aldi yang menyampaikan bahwa dia tidak tahu apa yang ingin diperjuangkan ketika menjadi anggota dewan, sebenarnya telah mengalihkan kita dari isu-isu yang lebih esensial.

Dalam dua hari sejak diwawancara TV One, interest over time Aldi Taher di Google Trends breakout ke angka 100, dengan 15 topik terkait tertinggi yang semuanya mencapai breakout. Topik-topik tersebut meliputi Partai Perindo, hingga lagu Yellow oleh Coldplay karena Aldi tiba-tiba menyanyikan lagu ini setelah salam pembuka.

Dalam perbandingan dengan isu trending lainnya, misal pada pencarian terkait Mario Dandy, terdakwa kasus penganiayaan terhadap D, grafik menunjukkan keadaan sebaliknya. Pencarian terkait Mario Dandy yang sebelumnya berada di atas Aldi Taher disalip hanya dalam hitungan hari.

Baca juga: Politik Kreatif di Era Disrupsi

Padahal, saat itu warganet geram akibat beredarnya video Mario memasang borgol kabel ties sendiri, terlebih dikonfirmasi Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko telah melalui proses editing. Dibandingkan dengan penilaian masyarakat terhadap Mario yang seolah mendapat perlakuan istimewa dari pihak kepolisian, Aldi Taher mampu mendominasi trending.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com