Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Pilu Karsiyah, Ibunda Hendriawan Korban Tragedi Trisakti 1998: Dia Janji Akan Pulang...

Kompas.com - 13/05/2023, 12:07 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - “Terakhir kali saya melihatnya 31 Agustus 1996, sebelum ia berangkat ke Jakarta,” kata Karsiyah terisak-isak.

Karsiyah adalah ibu kandung Hendriawan, mahasiswa Universitas Trisakti Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 1996 yang tewas tertembak dalam aksi demonstrasi 12 Mei 1998, peristiwa yang kini dikenal sebagai Tragedi Trisakti.

25 tahun yang lalu, demonstrasi besar-besaran terjadi di Jakarta menuntut reformasi. Mahasiswa dari berbagai kampus menentang pemerintahan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto mundur.

Pemerintahan Orde Baru dinilai telah melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) hingga menyeret negara ke pusaran krisis moneter.

Baca juga: Teralis Besi di Rumah Warga Tambora, Melindungi saat Kerusuhan 1998, Memerangkap saat Kebakaran

Demonstrasi saat itu berujung kaos. Aparat menembaki mahasiswa.

Selain Hendriawan, tiga mahasiswa Trisakti lainnya juga tewas tertembak dalam tragedi ini. Ketiganya yakni Elang Mulia Lesmana, Hafidi Alifidin, dan Heri Heriyanto.

Selain itu, puluhan mahasiswa mengalami luka berat dan ringan akibat peristiwa ini.

Kepada Harian Kompas, 14 Mei 1998, Karsiyah menceritakan kepedihannya kehilangan putra semata wayang. Karsiyah mengenang, kala itu, sang putra baru saja meminta doa restu darinya untuk menghadapi ujian tengah semester.

“Ia berjanji akan pulang setelah selesai ujian tengah semester ini," katanya.

13 Mei 1998, sehari setelah tragedi berdarah itu, Karsiyah dan sang suami yang tidak lain adalah ayah Hendriawan, Hendriski, bertolak dari Balikpapan ke Jakarta untuk melihat sang putra untuk yang terakhir kali.

Saat itu, jenazah disemayamkan di rumah keluarga Subandi, paman Hendriawan yang terletak di Kompleks Departemen Agama, Kedoya, Jakarta Barat. Rumah mungil tersebut seketika sesak dipenuhi para pelayat.

Di ruang tamu rumah itu, terbujur kaku tubuh Hendriawan dalam peti kayu cokelat.

Hendriawan Sie merupakan salah satu korban Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.twitter.com/KontraS Hendriawan Sie merupakan salah satu korban Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
Suasana begitu pilu ketika Karsiyah dan Hendriski tiba. Karsiyah yang tidak kuasa menahan kepedihannya karena kehilangan sang putra, pingsan di muka pintu ruang tamu.

Sementara, sang ayah, Hendriski, terlihat lebih tegar. Hendriski mengenang, dua hari sebelum peristiwa memilukan itu, dia baru menerima surat dari putranya.

"Di dalam suratnya, ia menulis tentang resesi yang melanda Indonesia, keluhan-keluhannya, juga cerita tentang keadaan Jakarta," ujar Hendriksi sambil menahan air mata.

Baca juga: Reformasi 1998, Quo Vadis?

Menjelang tengah hari, jenazah Hendriawan dibawa ke Masjid Muhajidin, masih di Kompleks Departemen Agama.

Kala itu, Karsiyah yang sudah siuman menatap dan menciumi wajah Hendriawan untuk terakhir kalinya. Karsiyah berbisik, dia merelakan dengan ikhlas kepergian putranya.

Jenazah lantas dikebumikan di TPU Rawa Kopi, Kedoya. Ratusan pelayat yang mewakili berbagai perguruan tinggi menghadiri upacara pemakaman. Di luar area pemakaman, polisi militer berjaga-jaga.

Beberapa hari setelah peristiwa itu tepatnya 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya. Ini sekaligus menandai akhir rezim Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com