Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Erick Thohir Jadi Cawapres Dinilai Tetap Kecil meski Di-"endorse" PAN, jika...

Kompas.com - 11/05/2023, 06:18 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang Menteri BUMN Erick Thohir untuk bisa dipasangkan mendampingi Ganjar Pranowo dinilai masih tetap kecil, bila dirinya belum bergabung dengan partai politik. 

Nama Erick selama ini memang kerap muncul di sejumlah hasil survei berbagai lembaga dan dinilai cukup dekat dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Bahkan, di dalam beberapa kesempatan, Erick terlihat mendampingi Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan kerja ke daerah, seperti ke Lampung beberapa waktu lalu, terlepas dari kapasitas Zulhas sebagai Menteri Perdagangan.

Namun demikian, hingga kini Erick belum memutuskan untuk bergabung dengan parpol manapun.

Baca juga: PAN Akui Komunikasi dengan Jokowi, Tawarkan Erick Thohir Jadi Cawapres

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai, PDI Perjuangan yang kini telah memutuskan untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai bakal capres pada Pemilihan Presiden 2024, tentu akan memprioritaskan untuk memilh cawapres yang parpolnya sudah resmi berkoalisi dengan mereka.

"Kalau Erick tidak bergabung dengan parpol manapun misalnya, sekalipun dia di-endorse oleh Partai Amanat Nasional (PAN) peluangnya akan sedikit rendah," ujar Adi saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

"Karena bagi PDI-P tentunya akan memprioritaskan cawapres yang parpolnya berkoalisi dengan mereka, bukan lainnya," lanjutnya.

Baca juga: Dorong Erick Thohir Ikut Pilpres 2024, PAN: Paling Tidak Cawapres

Tak hanya Erick. Nasib yang sama, menurutnya, juga akan menimpa Sandiaga Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu beberapa waktu lalu memang dikabarkan sempat akan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Kabar tersebut telah santer terdengar bahkan sejak ia masih menjadi kader Gerindra. Beberapa pihak menilai bahwa kedekatan Sandi dengan PPP itu dimaksudkan agar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu bisa mendapatkan tiket untuk menjadi calon RI-2.

Kini, setelah Sandi keluar dari Gerindra, sahabat Erick sejak sekolah dasar itu tak kunjung diumumkan menjadi bagian dari kader partai berlambang Ka'bah. Bahkan, belakangan Sandi justru mengirimkan sinyal untuk mendekati Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang kini telah berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Nasdem, mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Padahal, di sisi lain, PPP telah secara resmi membangun kerja sama politik dengan PDI Perjuangan untuk mengusung Ganjar sebagai capres.

Baca juga: Dirut Waskita Karya Tersangka, Erick Thohir Ingatkan BUMN Lain Profesional dan Transparan

"Karena itu, kuncinya siapa cepat dia yang lebih dapat. Cepat bergabung dengan parpol dan parpolnya gabung dengan mendukung Ganjar dan PDI-P," kata Adi.

"Intinya (Erick dan Sandi) sama-sama berpeluang, fifty-fifty, tergantung yang mana yang dulu masuk parpol. Dan PAN khususnya segera mengumumkan bergabung dengan Ganjar. Maka peluangnya akan (sama) besar," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengakui, PAN telah berkomunikasi dengan Presiden Jokowi untuk menawarkan Erick sebagai bakal cawapres.

Ia mengatakan, Erick dan Zulhas memiliki kedekatan dengan Presiden Jokwoi. Bahkan, keduanya kerap berada di dalam satu kegiatan yang sama.

Di sisi lain, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut Erick cocok untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Baca juga: Erick Thohir Bertemu Jokowi di Istana Selama Satu Jam, Bahas Politik?

Menurut Zulkifli, PAN juga memiliki kedekatan tersendiri dengan pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu.

Selain itu, Zulkifli menyinggung dukungannya untuk duet Ganjar-Erick yang pernah disampaikan dalam Rakernas PAN pada Februari lalu.

Kendati demikian, Menteri Perdagangan itu mengaku akan mengikuti arahan Jokowi terkait dukungan kandidat capres-cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com