Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggil 6 Ketum Parpol ke Istana, Jokowi: Saya Bukan "Cawe-cawe"

Kompas.com - 04/05/2023, 18:48 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal anggapan bahwa dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan dalam persoalan persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal itu terkait pertemuan antara dirinya dengan enam orang ketua umum (ketum) partai politik (parpol) di Istana Merdeka pada Selasa (2/5/2023).

"Bukan cawe-cawe. Wong itu diskusi saja kok (disebut) cawe-cawe. Diskusi. Saya tadi sampaikan, saya ini juga pejabat politik. Saya bukan cawe cawe," ujar Jokowi di Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5/2023).

Jokowi kemudian menegaskan lagi bahwa urusan calon presiden (capres) ataupun calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024 sepenuhnya urusan parpol atau gabungan parpol.

Baca juga: Tinjau Pasar Tanah Abang, Jokowi Sapa Pedagang hingga Beli Baju Koko

"Urusan capres, cawapres itu urusannya partai atau gabungan partai. Sudah bolak-balik saya sampaikan kan. Tapi, kalau mereka mengundang saya, saya mengundang mereka boleh-boleh saja," kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini juga menekankan tidak ada konstitusi yang dilanggar dari peristiwa mengundang ketum parpol ke Istana.

Oleh karenanya, Jokowi meminta publik mengerti bahwa selain pejabat publik, dirinya juga merupakan politikus.

"Apa konstitusi yang dilanggar dari situ? Enggak ada. Tolonglah mengerti bahwa kita ini juga politisi, tapi juga pejabat publik," ujarnya.

Baca juga: Menteri Sibuk Urus Pemilu-Pilpres, Program Jokowi Dikhawatirkan Tak Tuntas

Diketahui, pada Selasa malam, Presiden Jokowi memanggil enam ketum parpol ke Istana Merdeka.

Enam pimpinan partai politik yang hadir adalah Ketum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono.

Prabowo yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, salah satu arahan yang disampaikan Presiden Jokowi kepada para ketum partai adalah terkait dinamika politik.

Menurutnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar para ketum partai kompak dan selalu rukun.

"Ya kan sudah diberitahu bahwa kami diingatkan oleh Pak Jokowi, bangsa kita dalam posisi yang menentukan, kita sekarang dalam posisi yang sangat memungkinkan.Kalau kita pandai mengelola, kalau kita rukun, kalau pemimpin-pemimpinnya kompak kita bisa menjadi negara yang sangat maju, negara makmur," kata Prabowo dikutip dari TribunJogja.com.

Selain itu, Presiden Jokowi disebut mengingatkan agar pemilu mendatang digelar dengan sejuk dan gembira.

Prabowo juga mengatakan bahwa Presiden Jokowi ingin agar semua ketum partai mendukung siapa pun yang nantinya dipilih rakyat pada pilpres 2024.

Baca juga: [HOAKS] Jokowi dan Megawati Restui Pasangan Ganjar-Prabowo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com