JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Penerangan TNI membantah pernyataan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang mengklaim telah menewaskan 16 prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Tak hanya itu, dalam unggahan yang disertai foto-foto, TPNPB-OPM mengklaim telah merampas senjata milik TNI.
“Kita ketahui bersama bahwa gerombolan kelompok separatis teroris (KST) kerap menyampaikan dan menyebar berbagai narasi yang berisikan pemberitaan bohong atau hoaks, dan kali ini kembali menyebar foto-foto senjata, amunisi serta seseorang yang menjadi korban KST yang diklaim hasil penyerangan terhadap prajurit TNI,” kata Kepala Puspen TNI Laksda Julius Widjojono dalam keterangan tertulis, Kamis (4/5/2023).
Berdasarkan data yang dihimpun TNI, prajurit yang gugur akibat penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris (KST) berjumlah lima.
Baca juga: Mutasi TNI, Jabatan Dankolakops Pembebasan Pilot Susi Air Diserahkan ke Danrem yang Baru
Penyerangan itu terjadi itu terjadi saat 36 prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Kostrad melakukan operasi pencarian pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023.
“Sesuai data kami yang meninggal lima orang dari Satgas Yonif R 321. Dari sisi ini saja sudah hoaks. Untuk itu, agar tidak terjadi kesimpangsiuran, maka kita perlu identifikasi terlebih dahulu agar bisa dipastikan itu benar atau tidak,” ujar Julius.
Untuk itu, Julius berharap kepada semua pihak untuk tidak selalu memercayai narasi yang disampaikan oleh gerombolan KST dan simpatisannya.
Baca juga: Bantah OPM, Dankolakops Tegaskan Tak Ada Operasi Militer dalam Upaya Pembebasan Pilot Susi Air
Diketahui, TPN-OPM baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa mereka telah menembak mati 16 prajurit Kopassus di Distrik Mugi, Nduga. Rilis itu dikeluarkan pada Rabu (3/5/2023).
“Kami sudah tembak 16 anggota TNI itu benar dan bukan hoaks,” tulis keterangan yang diterima Kompas.com.
Rilis itu disertai foto-foto senjata dan amunisi yang diklaim hasil rampasan dari prajurit TNI.
Dalam pernyataan itu disampaikan bahwa TPN-OPM menyerang TNI berawal dari peristiwa anggota Kopassus yang menyerang terlebih dulu di Markas Esa, Distrik Mugi, pada 25 Maret 2023.
Akibat penyerangan itu, satu anggota OPM tewas. Bahkan, ibu hamil dan anak berusia tiga tahun disebut turut menjadi korban.
Baca juga: 3 Perwira Tinggi TNI di Papua Diganti, Kapuspen Bantah Terkait Penyerangan KKB
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.