Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Suhu Ekstrem Tingkatkan Risiko Kematian Mendadak pada Bayi

Kompas.com - 03/05/2023, 05:14 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Riset yang dilakukan di Kanada dan Afrika menyebut bahwa suhu ekstrem permukaan bumi yang disebabkan oleh perubahan iklim memiliki keterkaitan dengan kematian bayi yang sifatnya mendadak.

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Montreal, Kanada sejak tahun 1981 hingga 2010 tersebut diungkapkan Ketua Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kurniawan Taufiq Kadafi.

"Terdapat hubungan yang kuat antara suhu bumi yang ekstrem satu hari sebelum muncul kematian dan pada hari yang sama terjadi kematian yang sifatnya mendadak akibat adanya peningkatan suhu yang ekstrim," ungkap dokter spesialis anak yang akrab disapa Kadafi itu pada konferensi pers virtual yang diselenggarakan IDAI pada Selasa, (2/5/2023).

Baca juga: UPDATE Gelombang Panas Eropa, 500 Orang Tewas akibat Suhu Ekstrem di Spanyol

Kadafi menyebut, usia bayi yang sangat berisiko mengalami kematian mendadak akibat dari kenaikan suhu permukaan bumi yaitu pada bayi usia 3 sampai 12 bulan.

Saat ini, kata dia, Indonesia tidak terlalu terdampak dari kenaikan suhu bumi yang mengakibatkan bayi mati mendadak. Berbeda dengan negara bagian Asia Selatan, seperti India dan Bangladesh yang sedang mengalami peningkatan suhu panas bumi yang lebih ekstrem.


"Tetapi ini cukup penting kalau hawa panas itu sampai dengan di negara kita. Kita mesti hati-hati karena risikonya adalah kematian bayi yang sifatnya mendadak," tegas Kadafi.

Namun, cuaca ekstrem yang dibahas Kadafi nyatanya tidak hanya terbatas pada kenaikan suhu permukaan bumi, tetapi juga penurunan suhu bumi atau hawa dingin ekstrem yang nyatanya juga berisiko pada bayi.

Baca juga: Suhu Panas di Beberapa Negara Eropa Catat Rekor Tertinggi

"Terutama pada bayi 0 hari sampai 185 hari. Ini adalah situasi hipotermi atau suhu di bawah normal," ujarnya.

Apabila orang tua tidak bisa menjaga kehangatan bayi usia baru lahir, baik dalam situasi penurunan suhu ekstrem atau tidak, maka risiko kematiannya akan tetap tinggi.

Ia mengatakan, bayi usia 0 sampai dengan 7 hari dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, jika mengalami kedinginan akan mengalami risiko kematian sebesar 4,9 kali.

Sedangkan pada bayi dengan berat badan di atas 2,5 kg akan mengalami risiko kematian sebesar 4,6 kali.

"Jadi pada bayi kalau beratnya cukup, kalau sampai kena air hujan dan kita tidak bisa menjaga (kehangatannya), bahaya kematiannya cukup tinggi," terang Kadafi.

Terkait risiko kematian mendadak pada orang dewasa, Kadafi menyebut bisa saja terjadi juga, tetapi risikonya tidak terlalu berbahaya seperti pada bayi.

"Dewasa mungkin tidak seekstrem pada anak-anak," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com