Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang “Kompas”: Jika Berduet, Ganjar-Sandiaga Berpotensi Tingkatkan Dukungan Pemilih

Kompas.com - 29/04/2023, 12:13 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas memetakan sejumlah tokoh politik yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024, Ganjar Pranowo. Salah satu nama yang banyak diperbincangkan ialah Sandiaga Uno.

Jika berduet, Ganjar dan Sandiaga berpotensi meningkatkan dukungan pemilih. Celah keterbatasan Ganjar dapat tereduksi dengan kehadiran Sandiaga.

Pertama, dari sisi elektabilitas di klasemen cawapres, Sandiaga termasuk dalam barisan tokoh papan atas. Menurut hasil jajak pendapat Litbang Kompas terakhir, Sandi menjuarai survei elektabilitas dengan angka elektoral 12,4 persen.

Sebaran pendukung Sandi juga dapat menutupi kekurangan Ganjar. Sebanyak 55,2 persen pendukung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu tersebar di Pulau Jawa dan 44,8 persen di luar Jawa.

Di Pulau Jawa sendiri, mayoritas pendukung Sandi berada di Jawa Timur (37,5 persen), diikuti Jawa Barat (23,4 persen). Lalu, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY (20,3 persen), Banten (15,6 persen), dan DKI Jakarta (3,2 persen).

Sementara, sebaran pendukung Ganjar sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa, yakni 64,1 persen. Di luar Pulau Jawa, pendukung Ganjar baru 35,9 persen.

Di Pulau Jawa, pendukung Ganjar paling banyak tersebar di Jawa Tengah dan DIY (39,5 persen), lalu Jawa Timur (28,5 persen), Jawa Barat (22,5 persen), DKI Jakarta (4,9 persen), dan Banten (4,6 persen).

Selain dari sisi sebaran wilayah, pencermatan terhadap latar belakang identitas dan kehidupan sosial pendukung Sandi pun memiliki nilai lebih terhadap Ganjar.

Dari sisi usia, misalnya, dukungan terhadap Ganjar yang tersegmentasi pada kaum muda, termasuk pemilih pemula, tetapi kurang pada kalangan yang berusia dewasa produktif (41-60 tahun) dapat tereduksi.

Sebab, Sandi mendapat banyak dukungan dari kalangan dewasa produktif. Rinciannya, usia 24-40 tahun (39,5 persen), 41-60 tahun (29,9 persen), kurang dari 23 tahun (26,1 persen), dan lebih dari 60 tahun (4,5 persen).

Dari sisi pendidikan, kehadiran Sandi sebagai pasangan Ganjar memberi nilai lebih pada kehadiran kelompok pendidikan tinggi.

Hasil survei menunjukkan, mayoritas pendukung Ganjar berlatar belakang pendidikan menengah (47,6 persen), lalu pendidikan dasar (37,5 persen), diikuti pendidikan tinggi (14,9 persen).

Sementara, Sandi, selain didukung kalangan berpendidikan menengah (49,7 persen) dan pendidikan dasar (33,1 persen), proporsi pendukung berpendidikan tinggi terbilang besar (17,2 persen).

Pendukung Sandiaga juga tersebar pada beragam pilihan partai politik, termasuk pendukung partai oposisi.

Menurut survei, 17,2 persen pendukung Sandi memilih PDI-P. Lalu, 9,5 persen memilih Partai Demokrat, dan 7,8 persen memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com