Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kekuatan KPP Versus KIB-KIR Disebut Tergantung Capres-Cawapresnya

Kompas.com - 04/04/2023, 17:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai kekuatan gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bakal bergantung dari calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusungnya.

Adi mengatakan, sejauh ini belum terlihat sejauh mana kekuatan koalisi besar tersebut apabila dihadapkan dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang telah mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Adapun KIB terdiri dari tiga partai, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara koalisi KIR terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Kalau saat ini belum bisa dilihat lebih kuat mana soal kandidat capres. Anies versus capres KIB-KIR itu belum kelihatan," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Koalisi Besar Dinilai Sulit Terbentuk karena Terganjal Penentuan Capres-Cawapres

Adi mengungkapkan, nama capres dan cawapres yang akan diusung menjadi faktor penentu kekuatan.

Menurutnya, jika KIB-KIR mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo, maka kemungkinannya akan sedikit lebih unggul dibandingkan Anies.

Hal ini, kata Adi, mengacu pada survei-survei yang menunjukkan adanya peningkatan elektabilitas untuk Prabowo.

"Sejauh ini kalau di perubahan ada Anies Baswedan, sementara di kubu KIB-KIR belum jelas siapa jagoannya yang akan diusung. Kalau KIB-KIR itu misalnya mengusung Prabowo Subianto, ya Prabowo relatively saat ini sedikit lebih unggul ketimbang Anies Baswedan," ujarnya.

Baca juga: Soal Kemungkinan PDI-P Gabung Koalisi Besar, Airlangga: Makin Bagus

Potensi akan lebih besar jika PDI-P turut bergabung dengan KIB-KIR dan mengusung kader-kader yang diunggulkan.

Namun, Adi mengungkapkan, elektabilitas saat ini masih cukup cair karena dinamika politik masih berubah cukup signifikan.

"Kalau dari KIB-KIR plus PDI-P, kalau jadi bergabung, ada Prabowo dan ada Ganjar ya tentu koalisi besar itu jauh lebih kuat sejauh ini. Tapi, ke depan bagaimana dinamika politiknya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, terbentuknya koalisi besar dari KIB-KIR untuk 2024 sangat terbuka lebar. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi.

Baca juga: Airlangga: Fondasi Koalisi Besar Sudah Dibahas, soal Pemimpinnya di Chapter Berikutnya

Pasalnya, semua partai politik di dalam kedua koalisi tersebut memiliki kesamaan pemikiran dan kepentingan.

Menurut Viva Yoga, acara silaturahmi Ramadhan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di markas PAN adalah bagian penting dari upaya penyatuan KIB dan KIR.

Ia berharap, ada kemajuan dalam memuluskan kerja sama atau koalisi lima partai.

Viva Yoga meyakini akan ada banyak keuntungan elektoral jika kerja sama ini terjadi.

"Bagaimana peluangnya? Masih terbuka lebar. Karena dari hasil diskusi kemarin ada banyak persamaan pemikiran dan kepentingan dari lima partai politik," ujar Viva Yoga saat dimintai konfirmasi, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Soal Kemungkinan Dipasangkan dengan Prabowo oleh Koalisi Besar, Ini Kata Airlangga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com