Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Pudjiastuti: Pilot Susi Air yang Disandera Bukan Pendukung KKB Papua

Kompas.com - 01/03/2023, 11:30 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Founder Susi Air Susi Pudjiastuti menekankan bahwa pilot Susi Air yang disandera, Philips Marks, bukan seorang pendukung teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) ataupun kelompok Operasi Papua Merdeka (OPM).

Susi mengaku tahu persis sosok Philips. Bagi Susi, Philips merupakan pilot terbaik yang Susi Air pernah miliki.

"Beredar rumor bahwa... Apa katanya... Itu sangat tidak benar yang mengatakan bahwa Phil Marthens bersama dengan OPM atau apa, tidak ada. Karena dia seorang bapak rumah tangga," ujar Susi dalam jumpa pers di SA Residences, Jakarta Timur, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Pilot Susi Air Disandera KKB, Susi Pudjiastuti Minta Maaf

Susi menjelaskan bahwa Philips telah lama bekerja menjadi pilot Susi Air. Namun, pada 2015, Philips resign dari Susi Air.

Kemudian, sekitar 2020, Philips kembali ke Susi Air karena terdampak pandemi Covid-19 di pekerjaan sebelumnya.

Dia menegaskan, Philips adalah sosok pribadi yang baik. Apalagi, Susi telah mengenal istri Philips sejak lama.

"Dia menikah dengan orang Pangandaran. Dulu itu istrinya juga bekerja di perusahaan perikanan saya zaman berapa puluh tahun yang lalu. Jadi sangat dekat, dan anaknya sangat baik," tuturnya.

Sementara itu, Susi memastikan bahwa Susi Air selalu melaksanakan penerbangan dengan hati-hati dan mengutamakan keselamatan.

Dia mengatakan, pesawat Susi Air tidak terbang ke lokasi yang diindikasikan tidak aman.

"Kita biasanya tidak terbang-terbang ke tempat yang sudah ada indikasi rumor ketentuan ada notam (notice to airmen) dari pemerintah. Kemudian... Biasanya notam itu no to airmen, ketentuan yang tidak boleh kita terbang," imbuh Susi.

Baca juga: Pengamat: TNI Sangat Mungkin Gelar Operasi Senyap Pembebasan Pilot Susi Air

Sebagai informasi, Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru, bersama lima penumpang Susi Air hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat.

Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. Sementara itu, Philips masih dibawa KKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com