Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din Syamsuddin Pernah Diajak Amien Rais Minta Jokowi Mundur, tetapi Ia Tak Bernyali

Kompas.com - 14/02/2023, 08:10 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin menceritakan pengalamannya diajak oleh Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais untuk ikut mendesak Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatan Presiden.

Din Syamsuddin mengaku tidak memiliki nyali sebesar yang Amien Rais miliki.

Hal tersebut Din Syamsuddin sampaikan ketika menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023) malam.

Mulanya, Din Syamsuddin membeberkan bahwa peristiwa itu terjadi ketika Partai Ummat belum dibentuk.

Baca juga: Soal Penundaan Pemilu, Amien Rais: Saya Tidak Tega Jokowi Diturunin Ramai-ramai

Saat itu, Amien Rais berkunjung ke rumahnya. Adapun Din sedang mengikuti rapat ketika Amien datang.

"Waktu itu Pak Amien enggak jelas sih waktu datang ke rumah itu. Datang ke rumah sebelum membentuk Partai Ummat. Mau bertemu, saya terima di rumah. Kebetulan lagi ada rapat Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju," ujar Din Syamsuddin di hadapan kader Partai Ummat.

Din Syamsuddin mengaku saat itu berpikir bahwa Amien Rais datang untuk mengajaknya membentuk partai baru.

Jika betul saat itu Amien mengajaknya mendirikan partai baru, Din Syamsuddin akan langsung menyambutnya.

Namun, yang keluar dari mulut Amien Rais ternyata berbeda. Amien justru mengajak Din untuk ikut mendesak Jokowi mundur sebagai Presiden.

"Cuma yang keluar dari mulut Pak Amien, 'Mas Din, kita 10 atau 12 tokoh bangsa, nanti kita datangi Istana, minta bertemu Presiden Jokowi, dan mendesak supaya dia mundur dari jabatannya sebagai Presiden'. Nah itu yang disampaikan," tutur dia.

Baca juga: Tak Ingin Ambil Pusing Soal Proporsional Tertutup atau Terbuka, Amien: Apapun Kita Berani

Amien Rais, kata Din, akan langsung menggelar konferensi pers di depan Istana apabila permintaan pertemuan itu ditolak oleh Jokowi.

Mendengar rencana dan ajakan Amien tersebut, Din mengaku tidak memiliki nyali sebesar itu.

"(Kata Amien) 'Kalau dia enggak mau menerima kita, kita konferensi pers di depan Istana". Waduh. Saya terus terang, nyali saya enggak setinggi itu. Karena Pak Amien mau datang ke rumah, saya kira enggak ada teman waktu itu ya, sendiri ya. Saya pikir, saya sudah dengar (Amien) mau mendirikan partai baru, tetapi bukan itu yang keluar," tutur Din.

Para kader Partai Ummat tampak tertawa ketika mendengar cerita Din Syamsuddin itu. Sementara itu, Amien Rais terlihat tersenyum seraya menggaruk-garuk belakang kupingnya terus.

Menurut Din Syamsuddin, jika saat itu Amien Rais benar-benar mengajaknya membentuk partai baru, dia akan taat terhadap ajakan itu.

Oleh karena itu, kata Din, bisa saja dia saat ini yang menduduki posisi Wakil Ketua Majelis Syura Partai Ummat, bukan orang lain.

"Saya pasti nomor dua di bawah Pak Amien," ucap dia.

Baca juga: Rakernas Partai Ummat, Amien Rais-Din Syamsuddin Bertemu di Forum Besar
 
Walau begitu, Din Syamsuddin menegaskan bahwa tidak pernah takut dengan apa pun, kecuali kepada Allah SWT.

Hanya saja, terkait ajakan Amien Rais itu, Din mengaku bahwa keberaniannya belum mencapai tingkatan tersebut.

"Nah ini pilihan pertama, saya terus terang mempertimbangkan dengan berbagai alasan. Kalau pilihan revolusi, apakah pemakzulan Presiden secara langsung, atau lewat mendesak MPR untuk bersidang sidang istimewa seperti yang Pak Amien lakukan di tahun 98, maka saya memilih opsi kedua, itu berjuang lewat jalur konstitusi dengan ikut mendukung atau memprakarasai berdirinya partai," kata Din.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com