Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal KTP Digital, Pakar Sarankan Pemerintah Contoh Estonia

Kompas.com - 11/02/2023, 20:53 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai Indonesia perlu mencontoh Estonia dalam membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP) digital

Hal ini menyusul rencana pembuatan KTP digital yang bisa diakses lewat ponsel oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), untuk mengganti KTP elektronik yang selama ini digunakan.

Ia mengatakan, negara Eropa Timur pecahan Ini Soviet itu memiliki model KTP digital yang bagus, yakni memungkinkan warga negara dan warga negara asing untuk melakukan berbagai transaksi pemerintah secara online.

Beberapa transaksi yang bisa dilakukan seperti pendaftaran pajak, permohonan visa, dan pemilihan.

Baca juga: Penerbitan KTP Elektronik Terkendala, Pemerintah Siapkan KTP Digital via Ponsel

"Jadi, sebaiknya KTP digital versi Indonesia nanti jangan hanya disebut digital karena ada di ponsel. Namun, harus aman serta ada banyak fungsi lain yang bisa digunakan masyarakat, swasta dan negara," kata Pratama Persadha saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Ia mengungkapkan, KTP digital di Estonia menggunakan teknologi enkripsi yang kuat dan memiliki mekanisme autentikasi yang aman.

Sistemnya juga dilindungi dari serangan siber dan memiliki prosedur backup dan recovery yang baik.

Pengguna KTP digital di Estonia dapat mengakses berbagai layanan pemerintah secara online, mempermudah proses transaksi, dan mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan.

"Jadi KTP digital Estonia bukan hanya kartu dan aplikasi saja, tapi cip serta aplikasinya mempunyai banyak manfaat serta kegunaan administratif untuk berbagai lembaga serta urusan," ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta E-KTP Digital, dari Syarat dan Cara Pembuatan hingga Dilengkapi QR Code

Menurut Pratama, yang lebih penting adalah pemerintah Estonia juga memastikan bahwa data pribadi pengguna tetap terlindungi dan tidak terbuka untuk akses oleh pihak yang tidak berwenang.

Tak heran, Estonia menjadi salah satu negara pionir dalam implementasi sistem KTP digital.

"Estonia telah memberikan pengaruh positif pada efisiensi dan keamanan transaksi pemerintah," katanya.

Lebih lanjut, Pratama mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan siber dan perlindungan data pada saat membuat kartu tanda penduduk digital di Indonesia.

Baca juga: Uji Coba E-KTP Digital, Ini Tanggapan Pakar Unair

Pertama, soal enkripsi data. Ia mengatakan, semua data yang disimpan harus dienkripsi untuk mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang.

Lalu, autentikasi yang kuat. Sistem harus memiliki mekanisme autentikasi yang kuat untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang dapat mengakses.

Halaman:


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com