JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengungkapkan bahwa pihaknya tetap meminta PT Garuda Indonesia menurunkan biaya penerbangan haji 2023 yang diusulkan menjadi Rp 33,4 juta.
Adapun usulan itu disampaikan pihak Garuda dalam rapat panitia kerja (Panja) Komisi VIII DPR yang digelar hari ini, Kamis (9/2/2023).
"Tentu dari Rp 33,4 juta biaya penerbangan ini, kami tetap meminta kepada pihak Garuda untuk menurunkan kembali," kata Ace di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis.
"Setidaknya bila mengacu tahun lalu, biaya penerbangan itu sebesar Rp 29,5 juta. Kita harapkan pada tahun ini juga tidak mengalami kenaikan setajam yang diusulkan tahun ini," sambung dia.
Baca juga: Sampaikan Keluhan Jemaah Haji, Pimpinan Komisi VIII ke Garuda: Koper Gampang Jebol dan Rusak
Ace menyatakan, Komisi VIII berharap biaya penerbangan untuk haji 2023 turun.
Sebab, penerbangan dianggap menjadi komponen terbesar dalam peningkatan biaya haji tahun ini.
"Jadi kita tahu bahwa untuk biaya penerbangan yang diusulkan oleh Kemenag sebesar Rp 33,9 juta ini bisa diturunkan, sehingga bisa mengurangi secara keseluruhan biaya haji tahun ini," jelasnya.
Politisi Partai Golkar ini berharap, biaya penerbangan haji bisa diturunkan hingga satu atau dua juta rupiah.
Selain penerbangan, Komisi VIII juga disebut menyisir kemungkinan komponen lainnya yang bisa diturunkan.
Baca juga: Komisi VIII DPR: Kalau Subsidi Biaya Haji Cuma 30 Persen, Tak Perlu Ada BPKH, Bubarkan Saja!
"Hingga saat ini kami terus melakukan penyisiran terhadap komponen biaya pemondokan atau hotel di Arab Saudi dan juga biaya katering atau konsumsi selama di Arab Saudi, dengan tetap tidak mengurangi kualitas layanan kepada para jemaah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, biaya penerbangan untuk keberangkatan jemaah haji 2023 diusulkan turun dari usulan Kemenag sebesar Rp 33,9 juta menjadi Rp 33,4 juta.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Layanan dan Niaga PT Garuda Indonesia Ade R Susar dalam rapat panitia kerja Komisi VIII, Kamis.
"Jadi dengan asumsi-asumsi tadi, yang saat ini masih terbatas, kita hitung direct dan indirect-nya, cost-nya, total cost sekitar Rp 31.431.353, airport building charge Rp 1.191.253, dan grand total cost Rp 32.622.606, kita hitung kalau margin tahun lalu 2,5 margin, jadi sekitar Rp 33.438.171," kata Ade dalam rapat, Kamis.
Baca juga: Garuda Buka Opsi Penggunaan Jilbab Bagi Pramugari
Ade juga menyebutkan rincian usulan biaya penerbangan haji itu.
Pertama, angka itu diperoleh dari perkiraan biaya langsung mencakup harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar Rp 13,1 juta, aircraft lease Rp 12 juta, persiapan teknis operasi pesawat Rp 812.000, liability insurance Rp 7.000, extended operating hours Rp 77.000.
"Kemudian ada parking fee sebesar Rp 290.000 dan landing fee Rp 494.000, ini ada dua di Indonesia dan Saudi," sambung Ade.
"Yang berikutnya komponen jasa navigasi, over flying Rp 251.000, jadi setiap kali kita lewati area negara-negara lain kita harus membayar, ini sudah kita hitung pula over flying cost-nya. Ada tambahan juga route charge Rp 479.000 sama itu juga ke negara-negara yang dilewati," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.