Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Duga Jokowi Punya Pertimbangan Politis sehingga Tak Jadi "Reshuffle"

Kompas.com - 03/02/2023, 09:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Relawan Buruh Sahabat Jokowi, Andi Gani Nena Wea, menduga ada pertimbangan politis yang membuat Presiden Joko Widodo urung melakukan perombakan kabinet atau reshuffle pada Rabu (1/2/2023).

Diketahui, pada hari itu bertepatan dengan Rabu Pon, hari yang kerap digunakan Presiden untuk mengambil sejumlah keputusan penting, termasuk reshuffle kabinet. 

"Menurut saya, ada pertimbangan politik yang sangat dinamis. Dan ada perkembangan baru mengenai koalisi. Jika saya ditanya apakah yakin ada reshuffle ? Saya yakin Presiden akan melakukan perombakan kabinet," ujar Andi Gani saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Baca juga: Relawan Tetap Yakin Jokowi Bakal Lakukan Reshuffle dalam Waktu Dekat

Ia pun meyakini bahwa akan tetap ada perombakan kabinet dalam waktu dekat.

"Iya (dalam waktu dekat) yakin. Presiden mempunyai hak prerogatif untuk menilai kinerja menterinya," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, publik telah menantikan apakah Presiden Jokowi akan kembali mengumumkan adanya reshuffle pada Rabu kemarin. Wacana itu muncul selama beberapa pekan terakhir, menyusul manuver Partai Nasdem yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Baca juga: Tak Ada Reshuffle Rabu Pon, Pengamat Nilai Jokowi Ambil Jalan Kesejukan

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pun telah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis (26/1/2023) lalu. Namun, hingga Rabu sore Presiden tak kunjung mengumumkan reshuffle tersebut.

Di sisi lain, Surya yang partainya tengah menjajaki koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera, bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Rabu sore. Dalam kesempatan itu, Airlangga menyatakan bahwa partainya membuka peluang bagi Nasdem untuk bekerja sama pada Pemilu 2024 mendatang.

Diketahui, Golkar telah berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional dalam pemilu tersebut. Meskipun hingga kini belum menentukan siapa capres-cawapres yang hendak diusung koalisi.

Secara terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menduga, tidak jadinya reshuffle dilaksanakan oleh Presiden Jokowi lantaran Kepala Negara tak ingin ada kegaduhan yang timbul setelahnya.

"Sampai saat ini tidak ada reshuffle, walau ramai di media. Tapi Presiden masih tidak ingin ada kegaduhan yang bikin ketidakstabilan, sehingga berpotensi mengganggu pemerintahan sehingga berdampak pada objektivitas pembangunan," ujar Dave saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu.

Dave menjelaskan, di sisa masa jabatan pemerintahan periode ini, Jokowi masih harus fokus terhadap banyak hal.

Baca juga: Kode Jokowi soal Rabu Pon dan Reshuffle Kabinet yang Urung Terjadi

Antara lain, pembangunan-pembangunan strategis nasional, penyelesaian Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan pemulihan dari dampak Covid-19.

"Dan bilamana ada menteri yang tak sesuai sejalan dengan target pemerintahan, nah itu mungkin ada pertimbangan sendiri," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com