JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyampaikan sejumlah pesan terkait bentrokan karyawan di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada Sabtu (14/1/2023) pekan lalu.
Dalam peristiwa itu dilaporkan menelan 2 korban jiwa. Yakni seorang tenaga kerja lokal dan asing.
Selain itu, sebanyak tujuh kendaraan dan alat berat juga dibakar massa. Kemudian seratus kamar mes pekerja ikut rusak dan dibakar massa.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyampaikan sejumlah pernyataan sikap pemerintah terkait peristiwa itu.
Kesatu, Mahfud menyampaikan pemerintah menyesalkan bentrokan antarkaryawan di PT GNI dan meminta peristiwa itu diakhiri dengan sebaik-baiknya.
Baca juga: Menaker: Kondisi di PT GNI Kondusif, Kita Tinggal Kawal Hubungan Industrial
Pemerintah juga meminta supaya seluruh masyarakat tenang dan kembali ke kehidupan normal karena situasi di Morowali Utara saat ini sudah kondusif.
"Aparat bersama pemerintah daerah dan PT GNI terus mencari penyelesaian dengan sebaik-baiknya atas peristiwa tersebut," ujar Mahfud dalam siaran pers di kanal YouTube Kemenko Polhukam, Selasa (17/1/2023).
Sikap yang kedua, kata Mahfud, setelah mempelajari latar belakang peristiwa dan berdasarkan konstitusi, maka setiap warga negara berhak mendapat pekerjaan yang layak dengan perlakuan yang adil.
"Sebaliknya para pekerja harus bisa menyampaikan aspirasi dan menuntut hak-haknya secara proporsional sesuai aturan undang-undang," ujar Mahfud.
Kemudian pesan yang ketiga, Mahfud menyampaikan pemerintah akan menjamin hak-hak pekerja sesuai dengan ketentuan konstitusi.
Baca juga: Lusa, Komisi III DPR Kunjungi PT GNI Lokasi Bentrokan Maut yang Tewaskan 2 Pekerja
Pemerintah dengan ini mengimbau agar PT GNI bisa bersikap lebih terbuka, sehingga pemerintah dapat mempunyai data mengenai tenaga kerja dan pelaksanaan pengamanan di dalam lingkungan perusahaan yang beroperasi di dalam wilayah RI.
"Pemerintah dengan ini mengimbau agar PT GNI bisa bersikap lebih terbuka sehingga pemerintah dapat mempunyai data tentang semua tenaga kerja dan pelaksanaan pengamanan di dalam lingkungan perusahaan yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia," papar Mahfud.
"Kemudian perusahaan harus lebih profesional dalam menjamin terjadinya kerja-kerja yang kondusif agar tidak terjadi bentrok antar kelompok-kelompok pekerja," sambung Mahfud.
Menurut pemberitaan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan kerusuhan berawal dari ajakan mogok kerja.
"Bentrokan yang terjadi di perusahaan smelter GNI ini dipicu karena adanya provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja," kata Sigit saat menyampaikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (16/1/2023) lalu.
Baca juga: Mahfud Ingatkan PT GNI Morowali: Sikapi Tuntutan Pekerja Secara Arif