Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMRC: Publik Tak Akan Pilih Jokowi kalau Maju Lagi pada 2024

Kompas.com - 05/01/2023, 17:17 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, mengatakan, publik tidak akan memilih Joko Widodo (Jokowi) jika maju lagi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

"Publik tidak akan memilih Pak Jokowi sementara ini. Karena orang yang mendorong Jokowi itu punya keyakinan Jokowi akan kembali dipilih rakyat. Sementara ini, data itu tidak menunjukkan (demikian)," ujar Saiful dalam jumpa pers virtual, Kamis (5/1/2023).

Saiful menjelaskan, berdasarkan survei SMRC, elektabilitas Jokowi untuk maju capres tidak begitu tinggi. Dalam survei SMRC pada Desember 2022, elektabilitas Jokowi sebesar 15,5 persen.

Baca juga: Menakar Capres dan Koalisi yang Harus Dipilih PDI-P untuk Pilpres 2024

Dia mengatakan, orang yang punya pikiran bahwa Jokowi akan maju 2024 setelah dua kali menjadi presiden, itu karena di benaknya terdapat keyakinan bahwa Jokowi pasti terpilih kembali karena tingkat kepuasan pada Jokowi cukup tinggi.  

Akan tetapi, berdasarkan survei SMRC tentang preferensi publik mengenai calon presiden, terkesan terus menurun khususnya pertanyaan top of mind.

Berdasarkan survei SMRC sejak Mei 2021 hingga Desember 2022, elektabilitas Jokowi cenderung turun.

Adapun elektabilitas Jokowi pada Mei 2021 mencapai ada 27,6 persen publik.

"Ini lumayan sebagai top of mind, tapi sebagai yang sedang menjabat, 2 kali presiden, harusnya (surveinya bisa) lebih tinggi," katanya.

Kemudian, pada survei periode berikutnya, survei elektabilitas Jokowi terus menurun.

Pada September 2021 survei Jokowi sebesar19,8 persen; pada Desember 2021 mencapai 20,1 persen; lalu Maret 2022 survei Jokowi mencapai 20,1 persen.

Selanjutnya, pada Agustus 2022, survei Jokowi mencapai 12,5 persen; pada Oktober 2022 mencapai 15,2 persen; dan November 2022 mencapai 13,9 persen; serta Desember 2022 mencapai 15,5 persen.

Baca juga: Ganjar Paling Disukai Versi SMRC, PDI-P: Survei Bukan Satu-satunya Pertimbangan yang Menentukan

Sebagai gambaran, Saiful mengatakan bahwa elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang paling tinggi. Sedangkan elektabilitas Jokowi seimbang dengan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Namun, dalam kesempatan kali ini, dia tidak memaparkan datanya lebih lanjut.

Saiful menambahkan, dari survei top of mind ini, elektabilitas Jokowi tidak meyakinkan. Menurutnya, elektabilitas jokowi harusnya mencapai 50 persen karena dia sudah dua periode memimpin negara ini, serta adanya survei tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi yang mencapai 70 persen.

"Kalau tingkat kepuasan ini berdampak elektoral, harusnya survei jokowi 50 persen. Ini terlalu jauh gap antara 70 persen yang puas dengan yang memilih Jokowi kembali hanya 15 persen," katanya.

Baca juga: Survei SMRC: PDI-P Teratas, Golkar-Gerindra-Demokrat Bersaing Ketat

Selain itu, survei SMRC dengan metode pertanyaan semi terbuka pun, dukungan untuk Jokowi tidak banyak mengalami perbedaan dibanding dengan survei top of mind.

Saiful menambahkan, lemahnya elektoral Jokowi ini disebabkan oleh pikiran publik yang menganggap Jokowi tidak akan maju dalam Pilpres. Publik kemudian berpikir tentang tokoh lain, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

"Jadi, sudah ada orang lain yang diharapkan bisa menggantikan Jokowi, dan itu normal," kata Saiful.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com