Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi Politik Anies Disebut Itu-itu Saja, Nasdem: Kalau Berbeda Namanya Penceramah

Kompas.com - 19/12/2022, 15:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali buka suara terkait penilaian yang menganggap narasi politik yang disampaikan bakal calon presiden yang diusung Nasdem, Anies Baswedan itu-itu saja di setiap safari politik.

Ia menyebut, narasi di tiap safari politik Anies adalah visi partai. Karena visi dan janji partai, tidak mungkin narasi itu berubah-ubah di tiap tempat yang dikunjungi Anies untuk menyapa masyarakat.

"Kalau di setiap daerah berbeda-beda, namanya penceramah. Iya kan? Ya kalau satu tempat menyampaikan hal yang berbeda, di tempat lain menyampaikan hal berbeda, itu penceramah itu," kata Ahmad Ali saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/12/2022).

Baca juga: Nasdem: Menempatkan Anies sebagai Oposisi Itu Tidak Pas karena...

Ahmad Ali mengatakan, narasi politik yang berbeda di tiap wilayah ketika melakukan safari politik justru hanya terkesan ingin mengambil hati pemilih dan menciptakan kebohongan.

Ia menilai wajar bila narasi politik Anies di tiap daerah terkesan itu-itu saja. Selain menyamakan visi partai, audiens yang menyaksikan narasi tersebut berbeda-beda di tiap wilayah.

Jika narasinya berbeda-beda, audiens di wilayah satu dengan wilayah lainnya justru akan mendapatkan pemahaman yang berbeda pula.

"Kalau di sana (narasinya) ingin melahirkan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia, terus di tempat lain dia menyampaikan hal yang berbeda lagi. Yah, ini Anies sedang membangun kebohongan apa lagi?," ucap Ahmad.

"Kan audiens-nya berbeda-beda, materinya sama audiens-nya berbeda-beda," kata dia.

Selain itu, ia mengatakan, setiap politisi adalah pembuat janji. Oleh karena itu, janji yang disampaikan juga harus sama di tiap wilayah.

Baca juga: Anies-AHY Berpotensi Menang Pilpres jika Ganjar Jomlo dan Prabowo Gandeng Muhaimin

Bukan janji yang dibuat-buat untuk menyesuaikan keinginan tiap audiens di daerah.

"Baru janji saja sudah bohong, sudah berbeda-beda, bagaimana? Bagaimana kalau kemudian mengurus pemerintahan? Jadi kalau 10 wilayah didatangi, 10 janji berbeda, yah bingung nanti masyarakat," ujar dia. 

Sebelumnya diberitakan, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden dari Partai Nasdem terkesan serba tanggung.

Di satu sisi, Nasdem menghendaki Anies untuk melanjutkan program-program Presiden Jokowi jika terpilih sebagai presiden 2024.

Di sisi lain, partai pimpinan Surya Paloh itu punya rencana berkoalisi dengan Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dua partai oposisi yang kerap tak sejalan dengan program dan kebijakan pemerintah.

Ketiga partai juga menggembar-gemborkan Koalisi Perubahan.

"Kan Nasdem selalu bilang Anies akan menang, melanjutkan program-program Jokowi, di mana letak perubahannya?" kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Adi menilai, narasi politik yang disampaikan Anies saat bersafari itu-itu saja. Sebagai figur yang lekat dengan citra oposisi, Anies hampir tidak pernah menentang atau mengkritisi kebijakan presiden secara terbuka.

Baca juga: Jurus Nasdem Bela Safari Politik Anies dari Tuduhan Melanggar Etika

Padahal, basis massa Anies datang dari kalangan kontra Jokowi. Jika narasi yang sama itu terus diulang-ulang, menurut Adi, masyarakat akan segera bosan dengan figur Anies Baswedan.

"Semuanya serba nanggung. Orang juga bosan. Mana nih poros perubahan? Mana antitesa Jokowi? Antitesa Jokowi kok tidak mau dihadap-hadapkan dengan Jokowi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com