JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, elektabilitas Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani sebagai kandidat calon presiden (capres) 2024 masih mungkin ditingkatkan.
Masih ada waktu kurang lebih 10 bulan ke depan hingga pendaftaran capres-cawapres Pemilu 2024 dibuka.
"Kalau bicara mungkinkah elektabilitas Puan meningkat, masih mungkin. Ada waktu kurang lebih 10 bulan ini akan menjadi batu ujian dan keseriusan dari kerja-kerja politik elite-elite PDI-P," kata Adi kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: PDI-P Pastikan Tak Gelar Rakernas Tahun 2022
Menurut Adi, besar kecilnya elektabilitas Puan bergantung pada kerja-kerja elite PDI-P. Selama ini, Puan dinilai masih berkutat pada kinerjanya sebagai pimpinan DPR RI.
Sementara, dalam hal safari politik dan konsolidasi dengan jajaran partai atau basis massa di daerah, Puan masih tertinggal. Jika pun Puan turun ke daerah, itu lebih karena kepentingannya sebagai pimpinan Parlemen.
Memang, jabatan Ketua DPR RI kini melekat pada Puan. Namun, jika PDI-P serius mengusung anak bungsu Megawati Soekarnoputri tersebut sebagai capres, sudah saatnya kerja-kerja politik dimainkan.
"Mbak Puan dan timnya harus berpikir, kerja keras, bagaimana roadshow ke berbagai tempat, ke berbagai wilayah basis PDI-P, itu harus semakin aktif dilakukan," ujar Adi.
"Dan caranya tentu bukan hanya sebatas seremonial, tetapi hadir sebagai upaya untuk meyakinkan mereka bahwa Puan pantas diusung pada 2024," tuturnya.
Baca juga: Akrab dengan Puan, Ganjar Dinilai Tengah Negosiasi ke PDI-P buat Buka Jalan Menuju Pilpres
Adi mengatakan, dukungan untuk Puan maju sebagai capres mayoritas datang dari kalangan elite partai banteng. Sementara, dukungan basis massa PDI-P lebih condong ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ini tampak dari hasil survei berbagai lembaga yang menempatkan Ganjar di urutan wahid elektabilitas capres, dengan tingkat elektoral tembus 30 persen. Sementara, elektabilitas Puan jauh tertinggal di kisaran satu persen, bahkan kurang.
Oleh karenanya, Megawati seakan dihadapkan pada dua pilihan; Ganjar yang elektabilitasnya besar tetapi bukan datang dari trah Soekarno, atau Puan yang tingkat elektoralnya minim namun golongan putri mahkota.
Menurut Adi, dengan sisa waktu yang ada, mendongkrak elektabilitas Puan bukan perkara mudah, apalagi untuk mengungguli Ganjar.
"Bisa tidak elite-elite PDI-P itu mengubah basis konstituen pemilih mereka yang condong ke Ganjar, beralih secara perlahan ke Puan. Itu bukan perkara gampang," katanya.
Adi mengatakan, sepuluh bulan ke depan menjadi waktu krusial bagi jajaran PDI-P untuk menggenjot elektabilitas Puan.
Butuh kerja politik yang konsisten, masif, dan berkelanjutan. Jika Puan lebih agresif terjun ke daerah, bukan tidak mungkin tingkat elektoralnya bakal melesat, setidaknya menyentuh separuh elektabilitas PDI-P.