Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Disebut Berupaya Ungkap Motif Utama Kasus Brigadir J Lewat Hasil Tes Poligraf

Kompas.com - 15/12/2022, 13:06 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, menilai pengungkapan hasil tes kebohongan (poligraf) terhadap 5 terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh jaksa penuntut umum sangat penting buat mengungkap motif sebenarnya di balik perkara.

Akan tetapi, kata Abdul. sampai saat ini motif di balik pembunuhan terhadap Yosua masih belum terungkap meskipun salah satu terdakwa, Putri Candrawathi, berkeras dia mengalami pelecehan oleh sang ajudan.

“Menurut saya, sebenarnya jaksa berpendapat bahwa tidak ada kekerasan seksual, tapi sangat mungkin ada motif lain tapi tidak terungkap,” kata Abdul dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (14/12/2022).

Baca juga: Tanggapi Hasil Poligraf, Putri Candrawathi: Saya Diperiksa di Ruang Tertutup oleh Dua Pria

“Jadi dengan mengungkap tes kebohongan itu akan kelihatan bahwa sebenarnya motif yang sesungguhnya bukan itu, ada motif lain,” lanjut Abdul.

Soal dugaan pelecehan yang diduga dilakukan Yosua, Abdul menilai jika benar terjadi pun tidak akan bisa dibawa ke pengadilan lantaran terduga pelaku sudah meninggal.

Akan tetapi, dugaan pelecehan seksual terhadap Putri yang dituduhkan dilakukan Yosua juga agak sulit dibuktikan apakah benar-benar terjadi atau tidak.

“Ini yang kemudian dibuka terus, seolah-olah memang ada motif-motif ini,” lanjut Abdul.

Baca juga: Hasil Tes Poligraf Sambo Minus 8, Putri Candrawathi Minus 25, Ahli: Terindikasi Berbohong

Di sisi lain, Abdul menyatakan sampai saat ini masih meragukan apakah memang terjadi pelecehan seksual terhadap Putri yang diduga dilakukan Yosua.

Dia justru menduga peristiwa berdarah itu terjadi karena suami Putri yang juga Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Ferdy Sambo termakan pernyataan sang istri soal dugaan pelecehan itu.

Meskipun dalam sidang yang lalu Sambo berkeras dia meyakini keterangan istrinya yang mengaku diperkosa oleh Yosua, sehingga membuatnya murka dan menghabisi sang ajudan.

“Itu yang kemudian dia terlalu termakan oleh pernyataan istrinya. Menjadi tidak rasional laki-laki kan,” ucap Abdul.

Baca juga: Ahli Poligraf Sebut Kuat Maruf Terindikasi Berbohong Tak Melihat Ferdy Sambo Tembak Brigadir J

Walau demikian, Abdul menilai jika segala upaya yang dilakukan jaksa penuntut umum tetap tidak bisa mengungkap motif sebenarnya dari pembunuhan Yosua, maka mereka kemungkinan besar hanya akan membuktikan motif perencanaan pembunuhan itu.

“Karena itu kan yang menjadi motif. Bahwa ada pembunuhan yang sudah terjadi dengan penembakan, itu sesuatu yang tidak bisa dibantah. Tapi, motif ini kan juga menjadi penting ketika ingin meletakkan tanggung jawab atas perbuatan itu, sesungguhnya ada di mana,” papar Abdul.

Sebelumnya, hasil uji poligraf terhadap 5 terdakwa kasus dugaan pembunuhan Yosua diungkap oleh ahli dari Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.

Baca juga: Akui Dititipkan Pertanyaan Penyidik, Ahli Poligraf Dicecar Penasihat Hukum Ferdy Sambo

Aji mengatakan, hasil tes poligraf kelima terdakwa itu mendapatkan skor berbeda. Selain Putri, kata dia, Sambo mendapatkan skor minus 8.

Halaman:


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com