Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferdy Sambo Ngaku Diuntungkan CCTV di Rumahnya Rusak, Pengacara Yosua Curiga Itu Bagian dari Skenario

Kompas.com - 09/12/2022, 11:39 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara keluarga Brigadir Yosua, Martin Simanjuntak, menilai, pengakuan Ferdy Sambo soal kamera CCTV rusak di rumahnya bisa menjadi petunjuk tentang perencanaan pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Menurut Martin, rusaknya CCTV tersebut bagian dari skenario pembunuhan berencana terhadap Yosua yang dirancang Sambo.

"Kalau menurut saya itu adalah bagian dari skenario," kata Martin dalam program Kompas Petang Kompas TV, Kamis (8/12/2022).

Baca juga: Hakim Cecar Ferdy Sambo soal Main Bulu Tangkis: Keterangan Saudara Bertolak Belakang!

Martin menduga, sebelum Yosua dieksekusi di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sambo sebenarnya sudah tahu bahwa CCTV di rumahnya rusak.

Sambo pun dinilai tak jujur di persidangan ketika menyebut bahwa dirinya baru tahu CCTV tersebut rusak pascapenembakan Yosua.

"Yang lebih seru lagi kemarin pada waktu di persidangan kan ditanya sama hakim. Ferdy sambo ini mengaku bahwa CCTV rusak itu adalah merupakan keuntungan dalam perkara ini. Oleh karena itu dibuatlah skenario seakan-akan tembak-menembak," ujar Martin.

"Itu sebenarnya esensinya di situ bahwa Ferdy Sambo itu sudah mengetahui daerah rumah Duren Tiga itu tidak ada CCTV, itu petunjuk yang penting," tuturnya.

Baca juga: Ferdy Sambo Mengaku Dimarahi Putri Setelah Ceritakan Skenario Kematian Yosua

Senada dengan Martin, kuasa hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy, meragukan pengakuan Sambo soal CCTV rusak di rumahnya.

Sebab, sejak awal Sambo sengaja merusak TKP pembunuhan kasus ini. Beberapa keterangannya pun terindikasi tidak jujur.

"Terkait CCTV kan kita sudah bilang, ini TKP-nya sudah rusak. Kemudian saksi-saksinya pun berbohong, saksi yang menjadi terdakwa berbohong. Ini kan terungkap di persidangan.
Bukan hanya kita loh, hakim, jaksa penuntut umum sudah lihat," kata Ronny dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (9/12/2022).

Ronny juga heran, bagaimana mungkin CCTV di rumah seorang jenderal bintang dua Polri dibiarkan rusak dan tak kunjung diperbaiki. Oleh karenanya, dia curiga ini bagian dari skenario perencanaan pembunuhan terhadap Yosua.

"Kalau ada CCTV saya pikir tidak lama-lamalah kasus inilah, sudah pasti terungkap semuanya," kata dia.

Adapun sebelumnya, Ferdy Sambo mengaku tak tahu kamera CCTV di rumahnya rusak. Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri tersebut bilang, baru mengetahui CCTV rusak setelah penembakan Yosua.

Sesaat setelah peristiwa itu, Sambo menyusun skenario, seolah Yosua tewas karena terlibat baku tembak dengan Bharada E.

Malam harinya, ART Sambo bernama Kodir menyampaikan bahwa kamera CCTV di rumah yang jadi lokasi penembakan tersebut tak berfungsi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com