Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung dengan Indonesia

Kompas.com - 02/12/2022, 14:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyatakan, keterbukaan ekonomi harus dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menjadikan negara lain bergantung kepada Indonesia.

Menurut Jokowi, Indonesia tidak boleh mengikuti nasib negara-negara Amerika Latin yang menurutnya tidak mengalami perkembangan signifikan meski mereka juga membuka pintu ekonominya.

"Harus kita bisa mendesain negara lain tergantung kepada kita, harus, jangan sampai kita ini hanya menjadi cabang. Ini yang saya lihat kekeliruan di Amerika Latin, hanya menjadi cabang," kata Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Jokowi: Enggak Perlu Sakit Hati Kalah Digugat di WTO

Tanpa menyebut negara yang dimaksud, Jokowi menilai negara-negara Amerika Latin itu gagal membuat negara lain bergantung kepada negara tersebut.

Akibatnya, negara itu selalu berstatus sebagai negara berkembang selama puluhan tahun meski sudah mendapatkan banyak investor.

"Banyak investor masuk, tapi hanya menjadi cabang. Ekonominya tumbuh, tetapi hanya menjadi cabang," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, Indonesia sebaiknya meniru langkah Taiwan dan Korea Selatan yang menurutnya sudah membuat banyak negara ketergantungan.

Ia menuturkan, Taiwan kini fokus memproduksi chip, sedangkan Korea Selatan membuat komponen-komponen digital yang dicari-cari oleh perusahaan besar Amerika Serikat.

Baca juga: Jokowi: Pemilu 2024 Bukan Pekerjaan Mudah

Menurut Jokowi, sejumlah negara sebetulnya sudah memiliki ketergantungan kepada Indonesia, tercermin ketika pemerintah menyetop ekspor batubara dan minyak sawit beberapa waktu lalu.

"Begitu batubara kita setop dua minggu saja, yang telpon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden. Oh ini tergantung," kata dia.

Jokowi melanjutkan, keputusannya menghentikan ekspor minyak sawit juga dipertanyakan oleh banyak pihak.

Namun, ia bersikukuh dengan keputusannya karena pemerintah harus memprioritaskan kebutuhan minyak sawit di dalam negeri ketimbang ekspor ke luar negeri.

"Kenapa setop, ya karena dalam negerinya hilang barangnya. Saya harus utamakan rakyat saya dulu, saya sampaikan, enggak bisa saya berikan ke kamu kemudian kita kelabakan enggak punya minyak, enggak bisa," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com