Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Tiga Lidah Api yang Jadi Latar Jokowi Sambut Pemimpin Dunia

Kompas.com - 15/11/2022, 16:25 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada cerita dan proses panjang di balik instalasi tiga lidah api yang menjadi latar Presiden Joko Widodo menyambut para pemimpin dunia yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022) pagi.

Instalasi yang didominasi warna merah dan biru dengan lambang G20 itu juga menjadi lokasi foto antara Jokowi dengan para pemimpin dunia.

"Instalasi itu merupakan gambaran tiga lidah api sebagai simbol dari ketiga topik yang diusung pemerintah untuk ajang ini,” kata Visual Creative Consultant KTT G20 Elwin Mok.

Baca juga: Iriana Jokowi Ajak Pendamping Pemimpin G20 Lihat Gamelan hingga Tari Tor-Tor

Diketahui, tiga topik yang diangkat pemerintah dalam KTT G20 adalah transformasi digital, penguatan arsitektur kesehatan global, dan transisi energi terbarukan.

Elwin menuturkan, lidah api juga menggambarkan semangat untuk mengajak dunia tumbuh bersama melalui tema KTT G20 yakni "Recover Together, Recover Stronger"

Selain itu, ia menyebutkan, instalasi itu juga menggambarkan ciri khas Indonesia.

"Bahwa Indonesia berada di ring of fire, itu sekaligus bisa dimaknakan banyaknya volcanic (gunung berapi) yang ada di Indonesia,” kata Elwin.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai Bali Layani 34 Pesawat VIP Delegasi KTT G20

Rubi Roesli selaku desainer instalasi itu menambahkan, tim kreatif berdiskusi dengan Koordinator Tim Asistensi G20 Wishnutama dan Sekretariat Negara untuk memfinalisasi desain.

Ia mengatakan, proses itu memakan waktu cukup lama dan melalui berbagai perubahan untuk mengakomodasi semua keinginan dan ide.

Dalam proses perancangan, tim juga harus mempertimbangkan letak instalasi yang akan berada di tengah lobi pendopo Hotel The Apurva Kempinski.

"Posisi itu merupakan wind tunnel. Makanya akhirnya bahan yang dipilih adalah besi perforated supaya tidak rubuh oleh angin,” kata Rubi.

Baca juga: Draf Deklarasi KTT G20 Terungkap, Kutuk Perang di Ukraina

Desain final akhirnya diperoleh sebelum pertengahan tahun 2022 dan proses produksinya berlangsung selama dua bulan.

Adapun instalasi itu memiliki dimensi tinggi 7,2 meter, panjang 8,8 meter, dan lebar 2,2 meter. Setelah selesai, instalasi itu diterbangkan ke Bali pada bulan lalu.

“Pas lihat di bengkelnya, kok sepertinya besar sekali. Tetapi setelah dipasang di Apurva, proporsinya menjadi pas,” kata Rubi.

Baca juga: Buka Sesi Kedua KTT G20, Jokowi: Pandemi Makin Membaik

Tim juga harus memutar otak untuk memasang instalasi tersebut agar letaknya pas dan tidak teranggung oleh patung milik hotel yang sudah terpasang di lokasi.

Tim akhirnya membuat kotak besi untuk menutupi patung tersebut sehingga instalasi yang dibuat dapat terpasang sesuai rencana.

"Secara visual, recognizable untuk G20," kata Rubi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com