Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Ungkit Proses Usung Jokowi pada Pemilu 2014, Hasto: Kisah Lama Ada yang Gembira, Ada yang Sedih

Kompas.com - 11/11/2022, 07:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto enggan mengomentari atau mengungkap kisah lama saat partainya dan Partai Nasdem memutuskan berkoalisi mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden pada Pemilu 2014.

Hal itu diungkapkan Hasto saat ditanya soal klaim Nasdem menjadi partai pertama pengusung Jokowi ketika PDI-P tidak memenuhi syarat mengusung presiden pada 2014.

Baca juga: Kisah Surya Paloh Terima Ajakan Megawati Usung Jokowi Tanpa Syarat

"Yah kisah lama kan ada yang menggembirakan. Ada yang kisah sedih di hari Minggu," kata Hasto ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (10/11/2022) malam.

Hasto menilai, apa yang disampaikan Nasdem dengan mengungkit kisah lama merupakan bagian dari dinamika politik. Dinamika politik itu dinilai ada yang menggembirakan, tetapi juga menyedihkan.

"Kan macam-macam kisah itu dinamika politik," ujarnya.

Baca juga: Ungkit Jasa Surya Paloh kepada Jokowi, Nasdem: Orang Bilang Reshuffle, Ingat Jas Merah!

Hasto hanya mengomentari soal kisah lama yang diungkit Nasdem sampai di situ.

Ia kemudian sedikit menyinggung warna biru sebagai salah satu warna bendera Belanda yang dirobek pejuang di Surabaya.

Peristiwa itu yang kemudian mengawali dan berakhir pada puncak pertempuran di Surabaya 10 November 1945. Peristiwa pertempuran Surabaya itu diperingati dengan Hari Pahlawan.

"Yang jelas hari ini, di Surabaya 10 November, Pak Wali Kota sudah menegaskan semangat merah putih itu bergelora tanpa warna biru," sindir Hasto.

Baca juga: Nasdem Tak Ingin Cawapres Anies Hanya Tukang Gunting Pita

Namun demikian, tak menjelaskan Hasto maksud dan tujuan mengungkit warna biru itu.

Terkait Nasdem yang batal deklarasi koalisi, Hasto hanya mengingatkan bahwa pengusungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) harus dilakukan dengan matang.

"Dengan melihat suasana kebatinan rakyat, dengan menghitung seluruh aspek-aspek politik kemudian ketika diumumkan betul-betul sebagai keputusan yang terbaik," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang mengusung capres-cawapres bukan dalam konteks kemajuan Indonesia Raya.

Akan tetapi, lanjut Hasto, pengusungan capres-cawapres itu dinilai hanya untuk mendompleng demi partai mendapatkan efek ekor jas.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan bahwa Partai Nasdem merupakan partai pertama yang diajak berkoalisi oleh PDI Perjuangan untuk mengusung Jokowi sebagai calon presiden pada 2014.

Baca juga: Nasdem Curiga Ada yang Sengaja Tarik-tarik Jokowi buat Ikut Campur soal Capres

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com