Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Ganjar Siap Jadi Capres Dianggap Respons atas Deklarasi Anies Baswedan

Kompas.com - 20/10/2022, 17:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesiapan maju pada Pilpres 2024 yang diutarakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai tak lepas dari deklarasi eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 oleh Partai Nasdem.

Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana, menyampaikan bahwa sejak awal memang deklarasi pencapresan Anies oleh Surya Paloh diprediksi memicu percepatan pembentukan koalisi di antara partai-partai politik menuju 2024.

"Sinyal Ganjar ini seakan-akan merespons dari deklarasi capres Anies oleh Nasdem," kata Aditya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Baca juga: [HOAKS] Tangis Puan Pecah Setelah Ganjar Dapat Mandat PDI-P Jadi Capres

Ia menjelaskan, jelas ada harapan dari partai politik untuk memperoleh efek ekor jas elektoral dari penentuan nama bakal calon presidennya.

"Hal ini terlihat dalam fenomena Nasdem dan mungkin akan diikuti oleh PDI-P dan partai lainnya," kata dia.

Aditya beranggapan, dalam pernyataannya siap maju, Ganjar mungkin saja sedang menyampaikan kode dari PDI-P bahwa partainya itu mulai serius mencari mitra koalisi jelang 2024.

Baik Ganjar maupun Anies memang sama-sama politikus yang sejauh ini menguasai tiga besar tangga survei elektabilitas berbagai lembaga, selain nama Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Baca juga: Nyatakan Siap Nyapres, Ganjar Dinilai Sedang Sampaikan Kode dari PDI-P

Akan tetapi, pernyataan siap maju dari Ganjar dianggap tidak serta-merta membuat PDI-P cepat membentuk koalisi menghadapi Pemilu 2024.

Hal yang terjadi pada Anies dan Nasdem disebut bisa menjadi contoh bahwa deklarasi bakal calon presiden belum tentu memudahkan pembentukan koalisi.

Sampai sekarang, Nasdem dan dua partai politik yang selama ini diisukan dekat dengannya, yaitu Demokrat dan PKS, masih belum juga berkoalisi secara resmi.

"Tentu PDI-P akan membentuk koalisi dengan beberapa partai yang sudah berpengalaman dalam ritme kerja pemerintahan Jokowi, tidak akan melakukan pencalonan sendiri," kata Aditya.

Baca juga: Saat PDI-P Bela Ganjar yang Nyatakan Siap Maju Capres...

"Yang berat adalah siapa calon wakil presiden yang cocok, pas, dan punya dampak elektoral bagi seluruh mitra koalisi," tambah dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com