Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Dinilai jadi Kandidat Capres Terkuat yang Akan Diusung Koalisi Nasdem-PKS-Demokrat

Kompas.com - 23/09/2022, 12:09 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Partai Keadilan Sosial (PKS) M Kholid mengatakan penjajakan koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai Nasdem tengah membicarakan penentuan figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Kandidat capres yang muncul adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Tak Kunjung Umumkan Koalisi dengan Nasdem-PKS, Demokrat: Perbedaan Tentu Ada

“Kalau dari sisi capres, sosok Anies Baswedan menjadi yang terkuat dalam pembahasan meskipun tidak menutup pada pilihan yang lain,” sebut Kholid pada Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Ia menjelaskan Anies menjadi sosok tanpa penolakan di tiga partai politik (parpol) tersebut.

“Bagi PKS, meskipun Anies bukan kader, tetapi Anies memiliki sejarah kebersamaan dengan PKS saat Pilkada DKI. Kader-kader PKS juga menerima sosok Anies,” paparnya.

Baca juga: PDI-P Ucapkan Selamat atas Rencana Pembentukan Koalisi Demokrat-Nasdem-PKS

Hal serupa, lanjut Kholid, juga terjadi di Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

“Bagi Nasdem, Anies salah satu yang jelas diusung. Bagi Demokrat, sosok Anies juga tidak ada resistensi,” ucap dia.

Namun komunikasi politik ketiganya pun masih cair soal kandidat cawapres.

Kholid mengungkapkan masing-masing parpol masih memiliki perbedaan pendapat.

Baca juga: PKS Usulkan Tiga Nama Cawapres dalam Penjajakan Koalisi dengan Demokrat dan Nasdem

PKS mendorong tiga nama untuk diusung yaitu mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mantan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

“Tentu kami juga menghormati aspirasi Demokrat yang ajukan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), atau Nasdem yang ajukan Andika Perkasa atau Khofifah,” jelasnya.

Terakhir Kholid menegaskan siapapun figur yang dipasangkan nantinya harus memiliki potensi kemenangan paling besar.

Baca juga: PKS Sebut Penjajakan Koalisi bersama Demokrat-Nasdem Masih Bicarakan Figur Cawapres

“Jadi masih dinamis. Kita ingin yang terbaik buat rakyat, yang paling potensial menang, yang paling punya kapasitas memimpin bangsa,” pungkasnya.

Diketahui hingga kini PKS, Partai Nasdem dan Partai Demokrat belum menemukan titik temu pembentukan koalisi untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyampaikan proses kesepakatan koalisi telah menyentuh angka 80 persen.

Baca juga: Nasdem-Demokrat-PKS Tak Kunjung Umumkan Koalisi, Diprediksi karena Kedekatan Surya Paloh-Jokowi

Namun masih membutuhkan proses karena ketiganya belum pernah bekerja sama sebelumnya.

“Tentu ini enggak bisa kawin paksa kan, tentu proses pembangunan chemistry di dua ranah, ranah antar partai, dan ranah antara kandidat (capres-cawapres) dengan partai,” tutur Willy ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (19/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com