Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Harap Demokrat Tak Diganggu dan Dihalangi Kekuatan Mana Pun

Kompas.com - 16/09/2022, 17:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap, agar partainya tidak diganggu oleh kekuatan apapun.

AHY mengungkapkan hal itu saat membahas kriteria capres dan cawapres yang akan diusung Demokrat saat Pilpres 2024.

"Besar harapan Demokrat, niat baik dan tanggung jawab konstitusional kami ini tidak diganggu dan dihalangi oleh kekuatan mana pun dan dengan cara apapun," kata AHY dalam Rapimnas di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Ini Kriteria Capres-Cawapres yang Bakal Diusung Partai Demokrat

Di sisi lain, AHY menyebut, partainya siap mengusung kader utama dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Demokrat siap untuk memperjuangkan kader utamanya untuk menjadi bagian dari pasangan capres dan cawapres yang akan diusung," ucap dia.

Adapun dalam Rapimnas, Partai Demokrat tidak menyebut nama-nama capres dan cawapres yang akan diusungnya.

Baca juga: Tak Ada Deklarasi AHY Capres di Rapimnas, Pengamat: Demokrat Sedang Turunkan Daya Tawarnya

Rapimnas merupakan cara untuk mengumpulkan aspirasi dari kader partai di seluruh Indonesia, sehingga nama-nama yang menjadi rekomendasi akan dibawa ke Majelis Tinggi Partai terlebih dahulu.

Kendati begitu, AHY sempat menyebutkan beberapa kriteria calon yang bakal diusung. Dia bilang, koalisi dan pasangan capres-cawapres harus sesuai kriteria dan tema perjuangan Partai Demokrat dalam pemilu 2024, yaitu perubahan dan perbaikan.

Baca juga: Srikandi Demokrat Diresmikan, Annisa Pohan: Wujudkan Keinginan Ani Yudhoyono

Untuk pasangan capres-cawapres, di samping harus memiliki integritas dan kapasitas, pasangan tersebut harus memiliki elektabilitas atau dukungan terkuat dari rakyat.

"Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan hati dan energi yang saling percaya, dan saling menghargai, saling menguatkan dan saling melengkapi. Semangatnya adalah dwi tunggal," beber AHY.

Sebagai informasi, hingga kini Partai Demokrat masih melakukan komunikasi intens dengan dua Partai, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nasdem.

Baca juga: Hadir di Rapimnas Demokrat, SBY: Saya Sudah Pensiun, yang Muda Saja

Partai itu mesti berkoalisi dengan parpol lain jika ingin mengusung capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Sebab, Partai Demokrat tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) yakni memiliki 20 persen kursi di Parlemen atau 25 persen suara sah nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com