JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi perempuan di bawah Partai Demokrat, Solidaritas Kaum Perempuan Demokrat Indonesia (Srikandi) Demokrat diresmikan.
Ketua Srikandi Demokrat Annisa Pohan mengatakan, organisasi ini didirikan untuk meneruskan cita-cita istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), almarhumah Ani Yudhoyono.
“Saya berdiskusi dengan Ibu Indrawati, sahabat Ibu Ani. Disampaikan, Ibu Ani punya keinginan mendirikan organisasi semacam Srikandi Demokrat,” tutur Annisa di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2022).
“Alhamdulilah, malam ini bisa diwujudkan, kita semua penerus legacy beliau,” katanya lagi.
Baca juga: Hadir di Rapimnas Demokrat, SBY: Saya Sudah Pensiun, yang Muda Saja
Annisa Pohan menyebutkan, Srikandi Demokrat dibentuk setelah berdiskusi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Tujuannya pembentukannya adalah mewadahi partisipasi kader perempuan Partai Demokrat untuk membantu pemenangan pemilu.
“Ketum yakin kelebihan kaum perempuan itu pada loyalitas dan persuasinya, (Srikandi Demokrat) jadi sumber kekuatan baru untuk Partai Demokrat,” ujarnya.
Annisa Pohan juga menjelaskan bahwa Srikandi Demokrat bukan merupakan bagian dari sayap partai.
Kepengurusannya tidak ditentukan dengan pemilihan suara, maka Srikandi Demokrat juga tak punya hak suara dalam proses-proses penentuan kebijakan partai.
Baca juga: Rapimnas Demokrat Dukung AHY Maju dalam Pilpres 2024
Kepemimpinannya bakal diisi oleh istri ketua Partai Demokrat di tingkat pusat hingga daerah.
“Penentuan Ketum tidak melalui kongres, tapi ex officio istri Ketum Partai Demokrat mengemban tanggung jawab jadi Ketum Srikandi. (Begitu pun istri) Ketua DPC, DPD, bisa mengikuti,” ujar Annisa Pohan.
Sementara itu, Partai Demokrat diketahui menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di JCC, pada 15-16 September 2022.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyampaikan forum itu digelar untuk mendengarkan aspirasi seluruh kader.
Nantinya, AHY bakal menerima masukan untuk menentukan pembentukan koalisi dan pengusungan capres-cawapres dalam Pilpres 2024.
Baca juga: Wacana Jokowi Cawapres, Demokrat: Kontras dengan Masa Presiden SBY
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.