Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ungkap Kriteria Ideal Presiden Pengganti Dirinya

Kompas.com - 26/08/2022, 07:04 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengunggah sebuah potongan video yang menampilkan wawancara dirinya dengan jurnalis MetroTV, Aviliani Malik, Kamis (25/8/2022) malam.

Potongan video yang diunggah lewat akun Twitter resminya @jokowi itu merupakan bagian dari wawancara khusus presiden yang telah tayang di MetroTV.

Dalam unggahannya, Presiden Jokowi menyertakan kalimat pengantar soal sosok ideal pemimpin masa depan Indonesia.

"Tantangan global semakin berat. Rintangannya pun semakin banyak. Di tengah situasi itu, pemimpin seperti apakah yang kelak dibutuhkan Indonesia?" tulisnya.

Baca juga: Jokowi Diminta Tetap Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM Masa Lalu Lewat Pengadilan

Kemudian, potongan video memutar pendapat Jokowi soal sosok ideal yang dibutuhkan untuk melanjutkan estafet kepemimpinan itu.

"Ya sekarang ini kan tantangan global semakin berat, tantangan dunia semakin berat. Rintangannya juga semakin banyak," kata Jokowi.

"Sehingga figur ke depan harus figur yang mau bekerja keras, yang memiliki leadership kepemimpinan yang kuat dan selalu berpihak pada kepentingan rakyat," kata dia.

Jokowi mengatakan, rakyat yang dimaksud bukan hanya yang berada di Jakarta atau Pulau Jawa, melainkan di seluruh Indonesia.

"Rakyat itu bukan hanya rakyat yang di Jakarta, atau rakyat yang ada di Jawa tetapi di 17.000 pulau yang kita miliki," kata dia.

Adapun sebelumnya, Presiden Jokowi juga sempat mengunggah sebuah potongan video yang merupakan bagian wawancara dirinya dengan Pemimpin Redaksi TvOne, Karni Ilyas.

Baca juga: Langkah Jokowi Teken Keppres Penyelesaian Pelanggaran HAM Non-Yudisial Dinilai Keliru

Potongan video tersebut diunggah di akun resmi Instagram @jokowi dan akun Twitter resminya @jokowi pada Selasa (23/8/2022) pagi.

Dalam unggahannya, Jokowi menuliskan sebuah kalimat "Apa kita kurang bebas berbicara?".

Kemudian, potongan video yang diunggah menampilan jawaban Jokowi saat dirinya ditanya soal anggapan masih kurangnya kebebasan bicara di Indonesia saat ini.

Jokowi membantah bahwa kebebasan bicara di Tanah Air kurang. Ia mengatakan, kebebasan bicara di Indonesia sudah ada di tahap demokrasi yang liberal.

"Ah kebebasan apa yg masih kurang? Orang memaki-maki presiden, orang mengejek presiden, orang menghina presiden, orang mencemooh presiden juga tiap hari kita dengar. Orang mendungu-dungukan presiden juga kita tiap hari kita dengar, kita lihat. Biasa saja," ujar Jokowi.

"Mau seperti apa lagi yang sebenarnya kita inginkan? Demokrasi yang sangat liberal sekali kita ini meskipun kita ini orang timur yg penuh dengan kesantunan, yang penuh dengan etika dan tata krama yg baik, tapi sekarang ini kita sudah, sudah menurut saya sudah sangat liberal sekali," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com