Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Foto Proklamasi 17 Agustus 1945 yang Sempat Dikubur di Kebun

Kompas.com - 08/08/2022, 16:21 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak mudah bagi dua bersaudara Frans Soemarto Mendur dan Alex Impurung Mendur untuk menjaga foto yang memperlihatkan Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 silam.

Keduanya harus sembunyi-sembunyi menyelamatkan dan mencetak foto bersejarah itu karena taruhannya adalah nyawa.

Sebab, saat tentara Jepang masih berkuasa ketika proklamasi dibacakan.

Kisah Frans dan Alex untuk menyelamatkan dimulai pada 16 Agustus 1945 malam.

Ketika itu Frans yang saat itu merupakan wartawan harian Asia Raya mendapatkan kabar tentang proklamasi kemerdekaan akan dilangsungkan keesokan harinya.

Baca juga: 5 Perundingan Setelah Proklamasi, untuk Mempertahankan Kedaulatan NKRI

Pada pagi hari, Frans kemudian berangkat menuju rumah Presiden Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta (kini menjadi Jalan Proklamasi).

Frans turut membawa kamera Leica miliknya dan sebuah rol film.

Akan tetapi, sebenarnya Frans saat itu tidak yakin Soekarno akan membacakan proklamasi kemerdekaan saat itu.

"Saya sendiri semula tak percaya," tutur Frans, seperti dituliskan Hendri F Isnaeni, dalam buku 17-8-1945: Fakta, Drama, Misteri (2015).

Akan tetapi saat tiba di lokasi, Frans melihat banyak orang yang berkumpul di depan rumah Soekarno.

Baca juga: Istana Sediakan 77.000 Undangan Upacara Peringatan Proklamasi secara Virtual

Saat itu Frans juga melihat sejumlah tokoh nasional yang terlihat berunding dengan Soekarno dan Mohammad Hatta.

Waktu terus berlalu. Menjelang pukul 10.00 WIB, Soekarno-Hatta dan tokoh nasional lainnya keluar dari rumah.

Para hadirin diberi aba-aba untuk berdiri.

Teriakan “Hidup Indonesia!” dan “Indonesia Merdeka!” bergemuruh.

Soekarno kemudian memegang secarik kertas dan maju ke arah mikropon yang sudah disiapkan di teras rumahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Sholat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Sholat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com