Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Puan Maharani atau Ganjar di Antara Partai dan Relawan

Kompas.com - 28/07/2022, 08:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERANG dingin antara Ganjar Pranowo dan para petinggi PDIP nampaknya tak selamanya mengendap di dalam tubuh Partai. Sekali dua kali, relasi konfliktual itu menyeruak ke permukaan.

Beberapa kali dalam dua bulan terakhir Ganjar disudutkan secara terbuka oleh politisi senior PDIP, mempertanyakan legitimasi politik Ganjar sebagai bakal calon presiden dan mempersoalkan prestasi faktual Ganjar selama menjadi kepala daerah di Jawa Tengah.

Dan yang terbaru, Hasto Kristianto, Sekjen PDIP, diberitakan melarang Ganjar untuk berpergian keluar kota.

Meskipun kemudian berita itu diluruskan oleh Hasto dan dibantah oleh Ganjar sendiri, namun impresi bahwa perang dingin sedang masih terus berlanjut di internal PDIP terasa sangat kuat.

Hanya saja, kepiawaian Ganjar dalam menyikapi setiap serangan internal dengan sikap-sikap politik terukur dan lembut membuat tensi akhirnya masih berada dalam suhu politik yang wajar

Selain faktor Ganjar, faktor Puan Maharani yang cenderung bermain secara tidak langsung, juga ikut membuat situasi internal partai tetap terlihat tenang.

Serangan atau upaya-upaya halus dari senior partai pada akhirnya terlihat sebagai aksi orang perorang di dalam partai, yang kemudian memosisikan Ganjar tidak konfrontatif terhadap partai secara organisasional.

Tentu situasinya akan sangat berbeda jika Puan sendiri yang turun tangan dalam menyudutkan Ganjar.

Dengan posisi dan kapasitas Puan yang sangat sentral dan krusial di dalam partai, tentu imbasnya akan sangat berbeda dibanding serangan dan desakan politik sporadis yang dilakukan tokoh-tokoh tertentu dari dalam partai.

Tentu sangat bisa dipahami risikonya jika Puan turun tangan langsung di saat pertarungan elektabilitas antara Puan dan Ganjar saat ini sangat tidak imbang.

Secara politik kekuasaan di dalam partai, superioritas Puan Maharani tak perlu diragukan lagi.

Puan bisa saja mengambil sikap keras dengan mengerahkan jejaring manajerial partai untuk secara resmi mengoposisi peluang Ganjar untuk maju sebagai calon presiden pada 2024 mendatang.

Tapi mengingat Ganjar di sisi lain juga memiliki superioritas, yakni elektabilitas, tentu peluang Puan untuk mengambil sikap tersebut ternetralisasi secara politik.

Saya yakin bahwa Puan berhitung dengan sangat cermat atas realitas tersebut, sehingga ia pun dengan sangat elegan untuk tidak menceburkan diri secara terbuka berkonfrontasi dengan Ganjar.

Terlepas apakah serangan-serangan atau upaya menyudutkan Ganjar dari beberapa tokoh senior partai diketahui oleh Puan, yang jelas hal tersebut memperlihatkan bahwa Puan memilih jalan "perang dingin" dengan Ganjar alias menghindari konflik terbuka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com