Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data KPU: Ada 578.139 Pemilih Baru dari Total 190 Juta Orang

Kompas.com - 13/07/2022, 11:09 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pemutakhiran data terhadap jumlah pemilih pemilu hingga Juni 2022.

Hasilnya, ada 578.139 pemilih baru dari total 190.022.169 orang.

"Pemilih baru ini berarti pemilih yang semula tidak ada, lalu jadi ada. Itu jumlahnya itu berdasarkan beberapa kategori pemilih baru," ujar Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2022).

Hasyim memaparkan pemilih baru terdiri dari beberapa kategori.

Baca juga: Data Terbaru KPU, Jumlah Pemilih pada Pemilu 2024 Turun 637.179

Di antaranya adalah pemilih pemula, pemilih pencabutan hak pilih, pemilih berubah status dari TNI, pemilih berubah status dari Polri, dan pemilih pindah masuk.

"Yang pertama adalah pemilih pemula. Pemilih pemula maksudnya adalah pemilih yang nanti pada 14 Februari 2024 akan berusia 17 tahun. Sampai dengan saat ini itu jumlahnya 428.799," tuturnya.

Selanjutnya adalah pemilih pencabutan hak pilih. Hasyim mengatakan, pencabutan hak pilih dilakukan atas dasar putusan pengadilan.

Ada 5 pemilih pencabutan hak pilih dalam daftar terbaru yang dicatat KPU. Kelima orang ini berasal dari Papua Barat.

Baca juga: Rancangan PKPU Atur Jumlah Pemilih di TPS Paling Banyak 300 Orang, Satu Keluarga Tak Terpisah

"Dicabut hak pilih itu ada 2: hak untuk dipilih dan hak untuk memilih. Kalau hak untuk dipilih kan sebagai calon. Nah kalau ini adalah hak untuk memilih. Itu totalnya ada 5 se-Indonesia," kata Hasyim.

Berikut data lengkap jumlah pemilih baru pemilu:

1. Pemiilih pemula: 428.799 orang

2. Pemilih pencabutan hak pilih: 5 orang

3. Pemilih berubah status dari TNI: 307 orang

4. Pemilih berubah status dari Polri: 875 orang

5. Pemilih pindah masuk: 148.153

Dengan demikian, total pemilih baru pemilu per Juni 2022 mencapai 578.139.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com