Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Galang Dukungan G20 Bentuk Lembaga Pendanaan Kesehatan Global Permanen

Kompas.com - 17/06/2022, 20:31 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menggalang dukungan negara-negara anggota Forum G20 membentuk lembaga pendanaan global yang bersifat permanen.

Indonesia memandang lembaga itu diperlukan untuk menghadapi pandemi di masa depan.

"Indonesia mendorong kesepakatan global untuk membangun ketahanan kesehatan melalui pembentukan lembaga perantara keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) yang merupakan upaya memobilisasi sumber pembiayaan dan kebutuhan lainnya melalui mekanisme yang lebih permanen," kata Juru Bicara Indonesia di G20 Siti Nadia Tarmizi.

Hal itu dikatakan Nadia dalam Temu Media Pre-Event The First Health Ministerial Meeting yang diikuti via Zoom di Jakarta, Jumat (17/6/2022), dikutip dari Antara.

Baca juga: UI Sumbang Bus Listrik sebagai Dukungan G20 di Bali, Menhub: Ini Titik Bersejarah

Jika berkaca pada situasi awal pandemi, kata Nadia, tampak ketidaksiapan negara di dunia mengendalikan wabah virus Corona.

Misalnya, dalam hal pendanaan bagi pengembangan kapasitas alat kesehatan, obat-obatan, vaksin, hingga kebutuhan SDM.

"Di Indonesia, untuk mencari alat pelindung diri (APD) dan masker saja sangat sulit. Mencari ketersediaan alat tes RT-PCR, reagen PCR, rapid antibodi, antigen, itu di awal hanya negara-negara maju saja yang memiliki akses, sementara negara lain memiliki keterbatasan akses untuk alat tersebut," katanya.

Selain kendala pada layanan alat kesehatan, kata Nadia, akses terhadap kebutuhan vaksin antara negara kaya dan miskin juga terjadi ketimpangan.

"Mengapa Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) hanya menargetkan vaksinasi 70 persen di setiap negara, karena banyak negara, terutama di Eropa, belum bisa memenuhi vaksin Covid-19 dikarenakan jumlah vaksin dan ketersediaan dana yang terbatas," katanya.

Nadia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu mengatakan FIF digagas dalam pertemuan task force yang melibatkan lembaga keuangan dan kesehatan G20 di akhir Oktober 2021.

Saat itu Bank Dunia dan WHO mengembangkan konsep FIF berdasarkan masukan negara anggota G20 dan akan menjadi bahan diskusi di level menteri kesehatan dan menteri keuangan negara G20 di Yogyakarta pada 20-21 Juni 2022.

"Dalam pertemuan itu akan dibahas secara lengkap pembentukan FIF dan mekanisme akses bagi negara lain," katanya.

Baca juga: BKSAP DPR: G20-P20 Momen Cari Solusi Selesaikan Tantangan Global

Menurut Nadia, FIF menjadi lembaga penting yang perlu dimiliki dunia untuk mencegah dan mempersiapkan mitigasi global menghadapi pandemi di masa depan.

"Anggota G20 akan mengumpulkan pendanaan untuk FIF dan mendorong komitmen dari anggota negara lain," katanya.

Negara yang sudah memberikan komitmen pendanaan FIF, di antaranya Indonesia sebesar 50 juta dollar Amerika Serikat (Rp 741,82 miliar), Amerika Serikat 450 juta dollar AS (Rp 6,6 triliun, Jerman 50 juta dollar AS (Rp 741,82 miliar), Singapura 10 juta dollar AS (Rp 148 miliar), dan yayasan amal di Inggris The Wellcome Trust 10 juta dollar AS (Rp 148 miliar).

"Kontribusi dan komitmen FIF akan terus digalang Indonesia untuk wujudkan lembaga pendanaan yang permanen untuk menghadapi pandemi ke depan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com