Salin Artikel

RI Galang Dukungan G20 Bentuk Lembaga Pendanaan Kesehatan Global Permanen

Indonesia memandang lembaga itu diperlukan untuk menghadapi pandemi di masa depan.

"Indonesia mendorong kesepakatan global untuk membangun ketahanan kesehatan melalui pembentukan lembaga perantara keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) yang merupakan upaya memobilisasi sumber pembiayaan dan kebutuhan lainnya melalui mekanisme yang lebih permanen," kata Juru Bicara Indonesia di G20 Siti Nadia Tarmizi.

Hal itu dikatakan Nadia dalam Temu Media Pre-Event The First Health Ministerial Meeting yang diikuti via Zoom di Jakarta, Jumat (17/6/2022), dikutip dari Antara.

Jika berkaca pada situasi awal pandemi, kata Nadia, tampak ketidaksiapan negara di dunia mengendalikan wabah virus Corona.

Misalnya, dalam hal pendanaan bagi pengembangan kapasitas alat kesehatan, obat-obatan, vaksin, hingga kebutuhan SDM.

"Di Indonesia, untuk mencari alat pelindung diri (APD) dan masker saja sangat sulit. Mencari ketersediaan alat tes RT-PCR, reagen PCR, rapid antibodi, antigen, itu di awal hanya negara-negara maju saja yang memiliki akses, sementara negara lain memiliki keterbatasan akses untuk alat tersebut," katanya.

Selain kendala pada layanan alat kesehatan, kata Nadia, akses terhadap kebutuhan vaksin antara negara kaya dan miskin juga terjadi ketimpangan.

"Mengapa Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) hanya menargetkan vaksinasi 70 persen di setiap negara, karena banyak negara, terutama di Eropa, belum bisa memenuhi vaksin Covid-19 dikarenakan jumlah vaksin dan ketersediaan dana yang terbatas," katanya.

Nadia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu mengatakan FIF digagas dalam pertemuan task force yang melibatkan lembaga keuangan dan kesehatan G20 di akhir Oktober 2021.

Saat itu Bank Dunia dan WHO mengembangkan konsep FIF berdasarkan masukan negara anggota G20 dan akan menjadi bahan diskusi di level menteri kesehatan dan menteri keuangan negara G20 di Yogyakarta pada 20-21 Juni 2022.

"Dalam pertemuan itu akan dibahas secara lengkap pembentukan FIF dan mekanisme akses bagi negara lain," katanya.

Menurut Nadia, FIF menjadi lembaga penting yang perlu dimiliki dunia untuk mencegah dan mempersiapkan mitigasi global menghadapi pandemi di masa depan.

"Anggota G20 akan mengumpulkan pendanaan untuk FIF dan mendorong komitmen dari anggota negara lain," katanya.

Negara yang sudah memberikan komitmen pendanaan FIF, di antaranya Indonesia sebesar 50 juta dollar Amerika Serikat (Rp 741,82 miliar), Amerika Serikat 450 juta dollar AS (Rp 6,6 triliun, Jerman 50 juta dollar AS (Rp 741,82 miliar), Singapura 10 juta dollar AS (Rp 148 miliar), dan yayasan amal di Inggris The Wellcome Trust 10 juta dollar AS (Rp 148 miliar).

"Kontribusi dan komitmen FIF akan terus digalang Indonesia untuk wujudkan lembaga pendanaan yang permanen untuk menghadapi pandemi ke depan," katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/17/20310151/ri-galang-dukungan-g20-bentuk-lembaga-pendanaan-kesehatan-global-permanen

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke