Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Buya Syafii Maarif: Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Pejuang Pendidikan

Kompas.com - 27/05/2022, 11:29 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar duka datang dari organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tutup usia pada Jumat (26/5/2022).

Buya Syafii, begitu sapaan akrabnya, mengembuskan napas terakhir di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat.

Buya Syafii sebelumnya sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, pada Sabtu (14/5/2022) karena mengalami sesak napas. Pihak rumah sakit sempat menyebut kondisi Buya Syafii telah membaik.

Baca juga: Presiden Jokowi Jenguk Buya Syafii Maarif di Sleman

Berikut profil dan rekam jejak Buya Syafii semasa hidup.

Profil Ahmad Syafii Maarif

Ahmad Syafii Maarif atau akrab dipanggil Buya Syafii dikenal sebagai salah satu tokoh dan pemikir Islam di Indonesia. Ia lahir di Sumpur Kudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935.

Dikutip dari Tribunnews.com, masa kecil Syafii banyak dihabiskan di kampung halaman. Ia menempuh pendidikan dasardi sekolah rakyat di Sumpur Kudus, lantas melanjutkan studi ke Madrasah Mualimin di Balai Tengah, Lintau, Sumatera Barat.

Baca juga: 85 Tahun Syafii Maarif, Azyumardi Azra: Dia Seorang Demokrat

Beranjak remaja, Syafii merantau ke Jawa dan melanjutkan pendidikan di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta.

Lulus dari madrasah tersebut, dia mengabdi di sebuah lembaga pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah di Lombok, Nusa Tenggara Timur. Pengabdiannya dilakukan selama setahun.

Tuntas menjalani masa pengabdian, Syafii melanjutkan pendidikan ke Universitas Cokroaminoto Surakarta di Fakultas Hukum.

Kala itu Syafii sempat mengalami masa-masa sulit. Dia tidak lagi mendapat bantuan biaya dari saudaranya di Sumatera lantaran di masa tersebut terjadi pemberontakan PRRI/Permesta yang mengakibatkan terputusnya hubungan Sumatera-Jawa. Akhirnya, Syafii terpaksa untuk berhenti kuliah.

Syafii pun harus menyambung hidup dengan menjadi guru di wilayah Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Setelah memiliki penghasilan sendiri, dia melanjutkan kuliah di Jurusan Sejarah Universitas Cokroaminoto. Ia berhasil meraih gelar Sarjana Muda pada 1964.

Sementara, gelar sarjana diperoleh Syafii dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta empat tahun kemudian.

Baca juga: Buya Syafii Kecewa Politisi Indonesia Tak Ada yang Mau Naik Kelas Jadi Negarawan

Beberapa tahun setelahnya, Syafii melanjutkan pendidikan S2 dan meraih gelar master di bidang sejarah dari Ohio State University, Amerika Serikat.

Halaman:


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com