Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Ramai-ramai Temui Tokoh NU, Pengamat: Suara Nahdliyin “Seksi”

Kompas.com - 24/05/2022, 20:03 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Para elite dan politisi menemui Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan sejumlah tokoh NU. 

Tercatat, nama-nama seperti Ketua DPP PDI-P Puan Maharani hingga Panglima TNI Andika Perkasa sudah mengunjungi Kantor PBNU di Jakarta Pusat dan diterima kiai kelahiran Rembang tersebut

Nama lain seperti Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sudah giat melakukan silaturahim ke sejumlah tokoh NU dan pesantren.

Baca juga: Panglima TNI Sowan ke Ketum PBNU Gus Yahya

Sementara Menteri BUMN Erick Thohir jadi anggota kehormatan Banser, bagian dari Gerakan Pemuda Ansor, organisasi sayap kepemudaan NU.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai wajar bila para elite berduyun-duyun temui tokoh NU.

Menurutnya, upaya silaturahim ini tak dapat dilepaskan dari konteks politik elektoral, terlebih nama-nama di atas juga masuk dalam bursa calon presiden 2024.

“Suara nahdliyin (warga NU) sangat seksi karena dua hal. Pertama, karena merepresentasikan suara kelompok Islam mayoritas. Kedua, karena corak keislamannya yang moderat, senapas suasana batin keindonesiaan,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Adi menilai, faktor pertama biasanya lebih menonjol dalam motif para elite menyambangi NU, yaitu karena suaranya besar.

“Buktinya, elite-elite itu tak pernah mendatangi kelompok Islam lain seperti Mathla’ul Anwar, Nadhlatul Wathan, Al Waskiyah, bahkan Syiah dan lainnya. Bahkan, Muhammadiyah pun jarang didekati oleh elite-elite itu karena (suaranya) tak sebanyak nahdliyin,” ujarnya.

Di sisi lain, Adi berpandangan bahwa menjamurnya elite-elite yang sowan ke NU tak terlepas dari langgam kepemimpinan Yahya.

Sejak awal, Yahya menyatakan bahwa NU tak akan condong pada kubu politik tertentu, melainkan membuka diri ke semua kubu.

Keterbukaan ini direpresentasikan dengan latar belakang partai politik para pengurus baru PBNU di bawah kepemimpinan Yahya yang “warna-warni”.

Baca juga: Sorban PBNU untuk Jenderal Andika dan Peci Gus Yahya dari Hendropriyono..

“Selama ini kan NU terkesan hanya dikavling PKB. Sekarang, semua partai bisa ngaku-ngaku NU,” ujar Adi.

Meskipun demikian, Adi mewanti-wanti bahwa Pilpres bukan hanya urusan memegang suara NU, melainkan menyangkut keseluruhan penduduk Indonesia.

“Kemenangan Jokowi pada 2019 secara umum karena semua mesin partai bergerak solid,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
 ARDITO- Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

ARDITO- Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Sengketa Pilpres 2024 yang Diajukan Anies dan Ganjar Cacat Formil

Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Sengketa Pilpres 2024 yang Diajukan Anies dan Ganjar Cacat Formil

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Nasional
Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Nasional
UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang 'DKI'

UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang "DKI"

Nasional
Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Nasional
Puan Sebut Antarfraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Puan Sebut Antarfraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Nasional
Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Nasional
Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Nasional
Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Nasional
KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

Nasional
Bos Freeport Wanti-wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Bos Freeport Wanti-wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Nasional
Sidang Sengketa Pilpres, KPU 'Angkat Tangan' soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Sidang Sengketa Pilpres, KPU "Angkat Tangan" soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Nasional
KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com