Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Virus Hepatitis Akut dan Pesan Rajin Cuci Tangan...

Kompas.com - 09/05/2022, 21:09 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus yang menjadi penyebab utama hepatitis akut misterius yang saat ini tercatat sudah mencapai 15 kasus di Indonesia belum diketahui.

Seluruh pakar di dunia, termasuk Indonesia, juga terus meneliti penyebab penyakit yang sampai saat ini dilaporkan merenggut 5 nyawa anak-anak di Indonesia.

"Kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan paparan hasil evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Minta Kemenkes Serius Antisipasi, Pimpinan DPR Harap Kasus Hepatitis Misterius Tak Jadi Pandemi

Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat serta Inggris dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenai penyakit hepatitis akut yang belakangan marak terjadi.

Jumlah kasus hepatitis akut terbanyak terjadi di Inggris, yakni sebanyak 115 kasus. Selain itu, kasus ini juga terjadi di Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat.

Kemungkinan besar, penyakit ini disebabkan oleh Adenovirus strain 41. Namun, ada pula kasus yang bukan disebabkan oleh Adenovirus strain 41.

WHO menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak usia dini umur 11 bulan hingga 5 tahun di 20 negara Eropa, Amerika dan Asia yang saat ini belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Baca juga: Menkes: Hepatitis Akut yang Serang Anak-anak Menular Lewat Asupan Makanan

Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Jaga kebersihan

Epidemiolog Hermawan Saputra mengingatkan supaya masyarakat, khususnya para orang tua, meningkatkan kebersihan diri, lingkungan, dan makanan serta minuman guna menghindari infeksi hepatitis akut terhadap anak-anak.

Menurut Hermawan, mekanisme salah satu poin protokol kesehatan 5M, yakni mencuci tangan, yang diterapkan untuk pencegahan infeksi Covid-19 juga bisa diterapkan untuk menghindari hepatitis akut misterius.

Baca juga: 15 Kasus Hepatitis Akut Terdeteksi di Indonesia, Menko PMK Sebut Tak Ada Rencana Tunda PTM

"Jadi tidak hanya berkaitan dengan virus, ada kuman, bakteri, dan juga berbagai mikroorganisme lain yang menjadi penyebab penyakit menular seperti protozoa juga bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Ini pencegahan yang paling utama," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

"Jadi anak-anak harus kita berikan keteladanan, pengajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan kebiasaan cuci tangan adalah salah satunya," ucap Hermawan.

(Penulis : Mutia Fauzia, Mahar Prastiwi | Editor : Bagus Santosa, Ayunda Pininta Kasih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com