Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Empat Kata yang Muncul di Benak Publik Saat Mendengar "Guru Bangsa"

Kompas.com - 11/04/2022, 08:26 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas menunjukkan, ada empat kunci utama yang muncul di benak publik ketika ditanya apa yang terlintas tentang guru bangsa.

Empat kriteria itu adalah sosok akademisi, negarawan, tidak memiliki ambisi politik, dan tokoh agamawan.

Keempat kata kunci itu mempresentasikan nilai-nilai ideal yang harus dimiliki seseorang ketika disebut sebagai guru bangsa.

Baca juga: Bulan Gus Dur, Merindu Sang Guru Bangsa

Kata kunci akademisi disebutkan 18,8 persen responden sebagai representasi bahwa guru bangsa dekat dengan dunia akademik, dunia intelektual, serta tidak lepas dari pemikiran rasional dan ilmiah.

Sementara, kata kunci negarawan yang disebutkan oleh 18,1 persen responden memberi sinyal bahwa sosok guru bangsa lebih mengedepankan kepentingan negara dibandingkan kepentingan lainnya.

Lalu, sebanyak 16,2 persen menyebut guru bangsa adalah seorang yang tidak berambisi politik, memperkuat dua poin sebelumnya.

Adapun kata kunci agamawan disebut 9,2 persen responden, menandakan bahwa sosok guru bangsa tidak pernah lepas dari nilai-nilai moralitas keagamaan.

Selain empat kata kunci di atas, bebera kata yang muncul di benak responden saat mendengar kata "Guru Bangsa" adalah bukan politisi/eltie partai/anggota partai politik (4,4 persen).

Kemudian, pahlawan (3,4 persen), sosok teladan dan panutan (3,4 persen), Gus Dur (1,2 persen), Presiden Republik Indonesia (0,2 persen), dan tidak tahu (25,3 persen).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 42,7 Persen Responden Nilai Amandemen Konstitusi untuk Haluan Negara Tak Mendesak

Dikutip dari Kompas.id, munculnya nama Gus Dur dari jawaban responden tersebut menandakan bahwa nama Presiden ke-4 Republik Indonesia itu merupakan bagian dari konsepsi tersebut.

Tokoh Guru Bangsa

Ketika masuk dalam pertanyaan terkait nama tokoh, ada puluhan nama yang disebutkan. Namun, hanya empat nama yang menonjol yakni Presiden ke-1 RI Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Gus Dur, dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie.

Munculnya nama empat tokoh ini sesuai dengan empat kata kunci sebelumnya yang menjadi konsepsi publik tentang guru bangsa, yakni akademisi, negarawan, tidak berambisi politik, dan agamawan.

Sosok Soekarno misalnya, kuat sebagai seorang negarawan karena ia merupakan sosok pemimpin revolusi kemerdekaan yang mengantarkan kelahiran negara Republik Indonesia.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pengawasan Masyarakat terhadap Pemerintah Dinilai Melemah

Kemudian, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena jasanya di sektor pendidikan. Adapun Gus Dur dikenal sebagai tooh agama, intelektual, dan negarawan dengan perannya yang mengedepankan nilai-nilai pluralisme dan toleransi.

Sementara itu, BJ Habibie juga dikenal sebagai intelektual jenius dan negarawan yang mengantarkan Indonesia memasuki gerbang demokrasi di era kepemimpinannya yang singkat.

Jajak pendapat ini diselanggarakan pada tanggal 22-25 Maret 2022 dengan melakukan wawancara terhadap 504 orang responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di perkotaan di 34 provinsi.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi. Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 4,37 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com