Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Menlu Rusia, Retno Marsudi Tekankan Pentingnya Hentikan Perang di Ukraina

Kompas.com - 31/03/2022, 15:22 WIB
Mutia Fauzia,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI), Retno Marsudi, melakukan pertemuan dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov, di Tunxi, China, Rabu (30/3/2022) waktu setempat.

Pada pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai isu Ukraina. Kepada Lavrov, Retno menyampaikan pentingnya menyelesaikan perang yang berdampak pada kemanusiaan serta pemulihan ekonomi global.

"Indonesia menyampaikan pentingnya segera dihentikan peperangan karena dampaknya terhadap kemanusiaan sangat luar biasa," ujar Retno saat memberikan keterangan pers, Kamis.

Baca juga: Biaya Perang Rusia di Ukraina Rp 285 Triliun, Moskwa Bisa Kehabisan Uang

Ia menjelaskan, pertemuan dengan Lavrov merupakan komunikasi kedua kedua belah pihak dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, Retno sempat melakukan komunikasi dengan Lavrov melalui sambungan telepon.

Retno menyampaikan, dalam pertemuan tersebut pihaknya menekankan kembali posisi prinsip Indonesia terkait dengan isu konflik antara Rusia dan Ukraina tersebut.

"Saya menekankan kembali posisi prinsip Indonesia yang konsisten dipegang teguh oleh Indonesia, termasuk penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB seperti kedaulatan dan integritas wilayah," ujar Retno.

Momen pertemuan kedua menlu tersebut pun diunggah melalui akun twitter Kementerian Luar Negeri Rusia.

Retno berharap, negosiasi antara Rusia dan Ukraina yang saat ini masih berjalan bisa diteruskan dan mencapai hasil terbaik.

"Oleh karena itu diperlukan fleksibilitas agar negosiasi dapat membuahkan hasil yang baik. Dan semua pihak harus berupaya agar perang segera berakhir dan situasi kemanusiaan tidak semakin memburuk," ujar dia.

Rusia berjanji pada Selasa lalu untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain di Ukraina. Meski begitu, Amerika Serikat (AS) memperingatkan ancaman belum berakhir, terutama saat Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral sebagai tanda kemajuan dalam negosiasi tatap muka Rusia-Ukraina di Turki.

Kanto berita Reuters melaporkan, pembicaraan itu berlangsung di sebuah istana di Istanbul lebih dari sebulan setelah serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Invasi Rusia telah dihentikan di sebagian besar front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina yang telah merebut kembali wilayah, bahkan ketika warga sipil masih terjebak di kota-kota yang terkepung.

"Sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kyiv dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com