Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Sedih dan Jengkel Dirundung Usai Berkomentar Soal Minyak Goreng

Kompas.com - 28/03/2022, 20:35 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengaku sedih karena komentarnya soal pengunaan minyak goreng untuk memasak makanan beberapa waktu lalu justru menuai kritik.

Saat itu Megawati meminta masyarakat agar tidak hanya bergantung pada cara menggoreng dalam memasak makanan di tengah langka dan mahalnya minyak goreng di Tanah Air. Orang bisa merebus atau mengukus untuk memasak makanan.

Megawati mengemukakan, komentarnya saat itu dia hendak membantu agar masyarakat, terutama ibu-ibu, mendapatkan solusi atas persoalan langka dan mahalnya minyak goreng.

Baca juga: Singgung soal Stunting, Megawati: Anak-anak Jangan Dibelikan Ciki Terus

"Sampai saya bilang sama Sekjen (PDI-P Hasto Kristiyanto), aku usul lho, jengkel saya, enak saja. Memangnya saya pembohong apa, dibilang enggak ada empati. Sakit hati saya sebagai perempuan, enak aja. Kayak saya enggak pernah tahu soal perempuan. Betul apa ndak?" kata Megawati dalam acara "Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng" yang digelar PDI-P, Senin (28/3/2022).

Megawati mengatakan, dia menceritakan keluh kesahnya itu kepada Hasto Kristiyanto. Dia mengatakan, tidak masalah jika mendapatkan cibiran dalam urusan politik. Hal itu diakuinya sudah terbiasa.

Namun, Megawati heran lantaran tengah berupaya membantu mencarikan solusi atas masalah minyak goreng yang langka dan mahal, di justru mendapatkan cibiran.

"Saya bilang Mas Hasto, kesel aku deh. Keselnya saya bukan karena di-bully urusan politik, terserah. Tapi ini mau bantu ibu-ibu supaya anaknya makannya baik dan lain sebagainya. Ini hakikat kehidupan lho. Kok saya dipelintar-pelintir enggak jelas, maaf saja dah," ujar Mega.

Megawati menjelaskan, pernyataannya yang menyarankan agar masyarakat menggunakan cara lain, selain menggoreng, untuk memasak makan bisa sebagai solusi atas persoalan minyak goreng yang langka. Dia juga menilai, cara memasak dengan merebus atau mengkukus justru lebih baik ketimbang menggoreng.

Namun, pernyataannya itu justru malah menjadi bumerang bagi dirinya.

Dia mengemukakan, ada pihak yang malah mempertanyakan apakah Megawati ahli di bidang makanan dan masak-memasak.

Untuk itu, dia berjanji akan mengadakan demo memasak di mana dirinya sendiri yang akan mempraktekannya.

"Nanti deh, kapan kapan deh, supaya jangan mulut saya saja yang ngomong. Tak praktekan supaya kalian lihat. Saya ini bisa masak atau tidak," kata Megawati.

Megawati bahkan menantang pihak-pihak tersebut untuk bertanding masak. Dia mengeklaim akan memenangkan pertandingan masak tersebut.

Baca juga: Disinggung Aneh Ikut Campur Urusan Makanan, Megawati: Politic Is Not Only Politic

"Ayo tanding. Kalau saya enggak menang, banyak yang sudah ngerasain masakan saya selalu enak. Enggak ada yang bilang enggak enak. Kenapa? Karena saya memang bisa masak lho," imbuh Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com