Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P2G Dukung PTM 100 Persen jika Positivity Rate Covid-19 Capai 5 Persen

Kompas.com - 18/03/2022, 20:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menganggap pemerintah layak mempertimbangkan dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen secara bertahap dalam waktu dekat.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim berpendapat bahwa usulan tersebut layak dipertimbangkan apabila positivity rate kasus Covid-19 telah menyentuh 5 persen ke bawah atau kajian epidemiologis lain.

"P2G meminta pemerintah dan pemda memperhitungkan, memetakan perkembangan kasus Covid-19 setidaknya 2 minggu ke depan, sampai awal April, termasuk mengamati tren kasus Covid-19 secara global," kata Satriwan dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (18/3/2022).

Satriawan mengatakan, sepekan terakhir, positivity rate secara nasional sudah menyentuh 7-8 persen. Fakta ini baik mengingat tinggal sedikit lagi untuk memenuhi rekomendasi WHO.

Baca juga: Pelaksanaan PTM 100 Persen di Surabaya Tunggu PPKM Level 1, Ini Pertimbangannya

"Jika positivity rate sudah menyentuh angka 5 persen, P2G mendukung sekolah dibuka PTM 100 persen. Angka positivity rate 5 persen jelas berdasarkan rekomendasi WHO selama ini," katanya.

Walaupun demikian, bila PTM 100 persen betul-betul dimulai lagi, P2G meminta agar sekolah, guru, orangtua, dan siswa tetap konsisten membiasakan protokol kesehatan.

"Perlu disadari betul, 3M dijadikan adaptasi kebiasaan baru. Ini kunci PTM yang sehat dan aman. Jika tidak, sekolah akan terus PJJ, orang tua dan guru pasti tidak mau," ujar Satriwan.

Ia juga berharap agar pemerintah dan seluruh unsur terkait mengevaluasi diri dari pelaksanaan PTM 100 persen pada awal 2022, yang menurutnya masih banyak terjadi pelanggaran protokol kesehatan terhadap surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri hampir di semua daerah.

Baca juga: Level PPKM Menurun, KSP : PTM 100 Persen Perlu Dilakukan Lagi

Menurut P2G, bentuk pelanggaran paling umum terjadi adalah siswa dan guru tak memakai masker di sekolah, tidak jaga jarak 1 meter di kelas, hingga sekolah ber-AC kelasnya tidak dibuka ventilasinya.

Lalu, kantin beroperasi walaupun dilarang, juga ketiadaan pemeriksaan suhu atau barcode Peduli Lindungi di gerbang.

Sejumlah murid juga terpantau tidak pakai masker sepulang sekolah atau menongkrong tanpa disiplin protokol kesehatan.

"Ikatan emosional guru-siswa, siswa-siswa tidak terbangun selama ini, bahkan masih ada siswa dan guru atau siswa dengan siswa yang belum kenal satu sama lain, kan ironis," kata Satriwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com