Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Indonesia-Ukraina Saling Bantu di Masa Sulit

Kompas.com - 27/02/2022, 10:13 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

AKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Ukraina saat ini mencekam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya menyerbu negara tetangganya itu pada Kamis (24/2/2022).

Ukraina berharap negara-negara Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersedia membantu mereka menghadapi Rusia. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan saat ini merasa negaranya ditinggalkan seorang diri untuk menghadapi Rusia.

Indonesia yang saat ini menjadi Ketua Forum G20 diminta untuk mengambil sikap atas konflik itu. Sejumlah kalangan mengharapkan Indonesia berperana aktif untuk segera meredam konflik melalui forum itu supaya tidak meluas dan berdampak terhadap negara lain.

Di masa lalu, Indonesia dan Ukraina saling tolong ketika satu sama lain berada dalam kondisi kesulitan.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina dari Udara dan Laut, 820 Fasilitas Militer Hancur Lebur

Contohnya pada 2014 silam ketika peperangan antara Angkatan Bersenjata Ukraina dan kelompok separatis di timur Ukraina. Saat itu dilaporkan lebih dari 6.000 orang tewas dan 11.000 warga Ukraina cedera dalam peperangan itu.

Sejumlah elemen di Indonesia lantas mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Ukraina. Hal itu disampaikan oleh Tetiana Motsyk, Sekretaris III Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia, di Jakarta, 10 Maret 2014.

Pertempuran antara militer Ukraina dengan kelompok separatis ketika itu membuat sekitar 1 juta warga yang tinggal di wilayah konflik terpaksa meninggalkan rumah dan mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Sebanyak 100.000 orang di antaranya memerlukan bantuan kesehatan.

Indonesia saat itu mengirimkan obatan-obatan yang disumbangkan dua perusahaan Indonesia: Sanbe Farma dan Novell Pharmaceutical Laboratories. Perusahaan penerbangan Ukraina, Ukraina Air Alliance, membantu pengiriman obat-obatan tersebut.

Baca juga: Kepanikan di Stasiun Kereta Ukraina, Tembakan Terdengar Saat Warga Berebut Melarikan Diri

”Kontribusi kemanusiaan Indonesia pada masa sulit dalam sejarah Ukraina ini menjadi bukti hubungan persahabatan kedua negara. Meskipun Ukraina dan Indonesia secara geografis terpisah jauh, kedua negara memiliki kemauan yang sama untuk hidup dalam aturan yang berdasarkan hukum masyarakat demokratis. Indonesia dan Ukraina sama-sama memiliki sejarah perjuangan demi kedaulatan,” kata Motsyk.

Indonesia dan Ukraina memiliki sejarah saling mendukung selama masa-masa sulit. Pada 17 Januari 1946, delegasi Ukraina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengangkat tentang aksi militer Inggris dan Jepang yang terlibat dalam operasi militer melawan rakyat Indonesia.

Perwakilan Ukraina yang saat itu masih berada di bawah payung Uni Soviet meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki aksi militer terhadap Indonesia yang sudah menyatakan proklamasi kemerdekaan, berdasarkan Pasal 34 Piagam PBB.

Baca juga: Video Tank Rusia Lindas Mobil Warga Ukraina, Begini Nasib Lansia di Dalamnya

Pernyataan delegasi Ukraina saat itu juga mengejutkan Perdana Menteri Indonesia Sutan Syahrir. Syahrir mengatakan tidak menyangka Ukraina akan menyampaikan persoalan itu di DK PBB.

Akan tetapi, ketika itu Inggris berhasil meyakinkan sebagian besar anggota DK PBB mereka sedang menjembatani dialog antara pihak Republik Indonesia dan Belanda. Usulan Ukraina supaya PBB membentuk "Komisi Penyelidik" untuk Indonesia gagal.

Meski begitu, persoalan yang diangkat oleh Ukraina memberi gambaran kepada para anggota DK PBB kalau ada sebuah negara yang baru merdeka dengan nama Republik Indonesia dan mempunyai pemerintahan. Hal itu terbukti setelah 16 bulan kemudian DK PBB mengecam aksi militer Belanda yang menyerbu wilayah Republik Indonesia yang sudah disepakati dengan Perjanjian Linggajati.

Baca juga: 198 Warga Ukraina Tewas, Termasuk 3 Anak-anak Memasuki Hari Ketiga Invasi Rusia

Pada 2006, Ukraina memberikan bantuan kemanusiaan ke Indonesia setelah penduduk Indonesia mengalami musibah bencana alam. Terkait agresi eksternal pada 2014 yang terjadi di Ukraina, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menyuarakan dukungan bagi kedaulatan dan integritas wilayah negara Ukraina.

Sumber:

KOMPAS edisi 11 Maret 2015: "Krisis Ukraina: Indonesia Berikan Bantuan Kemanusiaan"

KOMPAS edisi 24 Oktober 1982: PBB dan perjuangan kemerdekaan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com