Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi YLKI untuk Pemerintah dan Masyarakat soal Langkanya Minyak Goreng

Kompas.com - 11/02/2022, 18:22 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merekomendasikan sejumlah hal terkait kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng, meski pemerintah sudah mengambil kebijakan harga subsidi.

Masing-masing rekomendasi ini ditujukan YLKI kepada tiga pihak, yakni pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha.

"Untuk pemerintah, agar lebih memperhatikan lagi kuota kebutuhan dalam negeri dan juga pasokan pemerataan distribusi minyak goreng bersubsidi untuk masyarakat," kata peneliti YLKI Niti Emiliana dalam konferensi pers, Jumat (11/2/2022).

Baca juga: Survei YLKI: Mayoritas Toko di Jakarta dan Bekasi Tak Punya Stok Minyak Goreng

Bukan tanpa alasan, YLKI menemukan kejanggalan di mana minyak goreng justru mengalami kelangkaan di pasar, padahal pemerintah telah menurunkan minyak goreng subsidi menjadi Rp 14.000 per liter.

"Sangat menyulitkan masyarakat," ujarnya.

Di sisi lain, YLKI juga masih menemukan harga minyak goreng yang tidak sesuai dengan harga subsidi yang ditetapkan pemerintah.

Untuk itu, pemerintah juga diminta lebih memperhatikan kembali pengaturan harga pasaran minyak goreng di masyarakat agar tidak terlalu tinggi.

"Sementara itu, untuk konsumen disarankan agar lebih bersabar dan menghemat dalam penggunaan minyak goreng. Sehingga tidak terjadi panic buying," lanjut Niti.

Niti menjelaskan, pihaknya telah melakukan wawancara kepada konsumen dari Balai Perempuan Disabilitas Koalisi Perempuan Indonesia terkait kelangkaan minyak goreng.

Dalam wawancara yang dilakukan pada 4 Februari 2022, YLKI menemukan bahwa minyak goreng subsidi justru diborong oleh konsumen yang berpendapatan tinggi.

"Kalaupun ada minyak subsidi, saat mau beli sudah habis. Orang yang punya uang jangan beli lebih dari satu. Jadi keborong sama orang yang punya uang. Akhirnya beli yang curah karena sulit mendapatkan yang subsidi," ungkap Niti.

Baca juga: YLKI Minta Pemerintah Perhatikan Kuota Kebutuhan dan Pengaturan Harga Minyak Goreng

Terakhir, YLKI merekomendasikan kepada para pelaku usaha untuk lebih tegas lagi dalam menerapkan kebijakan pada konsumen terkait pembatasan pembelian minyak goreng.

Untuk produsen, YLKI berharap dapat lebih memproduksi minyak dengan jumlah yang cukup untuk kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Sebab, Indonesia sendiri saat ini berstatus sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Lantas, mengapa harga minyak goreng justru melambung tinggi?," kata Niti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com