Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Naikkan Level PPKM, Cegah Kasus Covid-19 Kian Melonjak

Kompas.com - 31/01/2022, 14:04 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendorong pemerintah untuk melakukan pengetatan demi mencegah lonjakan kasus Covid-19 dengan jumlah yang lebih besar.

Menurut Rahmad, sudah saatnya pemerintah kembali menarik rem dengan meningkatkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah.

"Kenaikan leveel itu harus ada pembatasan-pembatasan ya, baik kegiatan ekonomi, kegiatan belajar, kegiatan bekerja yang WFH berapa persen, ini harus kita ulangi lagi, harus kita tarik rem lagi sehingga kita bisa meminimalkan kenaikannya," kata Rahmad saat dihubungi, Senin (31/1/2022).

Baca juga: Kemenkes Minta Pemda Tingkatkan Deteksi Kasus Varian Covid-19 melalui PCR metode SGTF dan WGS

Rahmad mengatakan, pemerintah mesti mencermati perkembangan Covid-19 secara dinamis dari hari ke hari dan bergerak cepat dalam menyikapi lonjakan kasus tersebut.

"Berbuat cepat bila memang sudah cukup membuat masyarakat khawatir dengan kenaikan yang sginifikan ini, dalam hitungan hari minggu ke depan pasti akan terjadi lonjakan yang sangat signifikan," kata dia.

Politikus PDI-P itu mengakui, kasus Covid-19 yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir memang didominasi oleh kasus tanpa gejala.

Namun, ia mengingatkan, jumlah kasus yang terlalu banyak lambat laun pasti akan membebani fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Begitu orang yang sakit Omicron itu begitu banyaknya pasti akan membebani rumah sakit. Nah untuk itu jangan sampai terjadi seperti itu," kata Rahmad.

Oleh karena itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah apabila positif Covid-19 tetapi tidak mengalami gejala.

Rahmad menegaskan, tempat tidur yang ada di rumah sakit hendaknya diprioritaskan bagi pasien bergejala sedang dan berat.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk terus mematuhi protokol kesehatan meski tidak perlu panik dengan adanya lonjakan kasus.

"Harus ada kesadaran masyarakat bahwa pengendalian Covid-19 apapun variannya tetap gunakan protokol kesehatan, jangan mentang-mentang seolah kemarin itu turun, ingat ini terjadi kenaikan," ujar Rahmad.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Kritik Anies ke Acara PPP di Yogya Saat Covid-19 di Jakarta Melonjak

Kasus Covid-19 terus mengalami tren peningkatan seiring meluasnya penyebaran varian Omicron. Kasus harian Covid-19 kembali meningkat yaitu sebanyak 12.422 pada Minggu (30/1/2022).

Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi terhitung sejak lima bulan terakhir.

Berdasarkan catatan Kompas.com, penambahan kasus Covid-19 di atas 12.000 terakhir terjadi pada 27 Agustus 2021 yaitu sebanyak 12.618.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com