JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Charta Politika Yunarto Wijaya menilai bahwa tren politikus berbondong-bondong membuat konten di media sosial tak selamanya berdampak baik bagi reputasinya.
Ia menjelaskan, fenomena "main medsos" sebetulnya jadi kebutuhan para politikus kiwari demi menggaet simpati dari kalangan muda yang diprediksi bakal mendominasi suara pada pemilu mendatang.
"Tapi harus dilihat begini. Medsos itu hanya untuk mengamplifikasi ruang berdialog atas apa yang mereka kerjakan di lapangan. Kerja utama mereka tetap kerja di darat," ujar Yunarto kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).
"Mereka (pemilih muda) adalah pemilih yang cukup cerdas untuk membandingkan apa yang tampil di YouTube dan di dunia nyata. Kalau kesenjangan itu terlalu besar, itu bisa menjadi bumerang," tambahnya.
Baca juga: Banyak Info yang Bikin Emosi di Medsos, Begini Cara Tenangkan Pikiran
Sebaliknya, politikus yang terlihat mampu menampilkan citra yang selaras dan sama baiknya antara di media sosial dan di lapangan, diprediksi akan meraup untung berlipat dari segi elektabilitas.
"Jadi, mereka baru bisa dikatakan punya 'produk' ketika mereka memang sudah terjun ke lapangan, bertemu dengan masyarakat, lalu diamplifikasi dan berdialog (dengan netizen) melalui ruang medsos," jelas Yunarto.
"Bukan hanya melalui sebuah postingan foto dan video saja. Kalau itu yang terjadi maka produknya juga akan kosong. Content creator saja pada terjun ke lapangan," lanjutnya.
Baca juga: Anak Kecil Main Medsos, Adakah Cara Menjaga Mereka Tetap Aman?
Fenomena politikus "main medsos" memang bukan baru tahun ini terjadi, melainkan sudah sejak sebelumnya.
Namun, tren ini semakin terasa ketika nama-nama yang kerap dikaitkan sebagai capres potensial 2024 mulai menggunakan medsosnya secara lebih optimal, sebut saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menggunakan platform YouTube pribadi masing-masing, keduanya mulai rutin membuat konten-konten terkait kerja dan gagasannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.