Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memaknai dan Memaklumi Jalan Politik Ganjar Pranowo

Kompas.com - 04/11/2021, 14:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KARIR politik Ganjar Pranowo sudah berada dalam track yang semestinya. Beliau pernah lama di Senayan yang berarti sangat paham lika-liku pembuatan perundang-undangan alias legislating procces.

Di sisi lain, jika ditarik maju ke tahun 2024, maka sudah 10 tahun beliau menjabat Gubernur Jawa Tengah, yang juga berarti sudah sepuluh tahun pengalaman mengorkestrasi dan mengeksekusi kebijakan alias berada di sayap eksekutif di dalam arsitektur Trias Politica.

Jadi sangat wajar jika banyak pihak yang mengaitkan dia dengan panggung pemilihan presiden 2024. Ke mana lagi arahnya kalau bukan ke sana?

Baca juga: Poros Prabowo-Puan Minta PDI-P dan Gerindra Segera Bersikap soal Pilpres 2024

 

Menjadi presiden, bagaimanapun, adalah cita-cita teknis tertinggi dari setiap politisi. Karena jika sampai ke posisi itu, semua isi kepala, ideologi, dan ide-ide pengabdian plus perjuangan seorang politisi menjadi sangat berpeluang untuk diwujudkan.

Jika sebelumnya hanya bisa diwujudkan di level provinsi, dengan segala keterbatasan wewenang, maka dengan pindah ke istana tentu itu semua bisa diwujudkan di tingkat nasional dengan penerima manfaat yang lebih luas.

Jadi dalam konteks idealitas politik, tak ada yang salah dengan keinginan para pendukung Ganjar untuk melihat politisi idolanya tersebut pindah ke istana.

Justru aneh jika pendukungnya menyuarakan sebaliknya, alias menyuarakan agar Ganjar pensiun saja di tahun 2024.

Aspirasi maju ke pentas pilpres semacam itu bukan hanya milik pendukung Ganjar. Pendukung Anies Baswedan, Ridwan Kamil, atau Risma juga menyuarakan hal yang sama untuk politisi idola mereka.

Baca juga: Kata Ridwan Kamil di Munas PPP, soal Maju Pilpres 2024: Kalau Pintu Terbuka Ya Tidak Menolak

 

Jadi sampai pada tahap ini, Ganjar berada dalam tahap "wajar politik" dan juga tidak berdiri berseberangan dengan kehendak sejarah.

Jika pun Ganjar secara personal, katakanlah di dalam hati, memang menginginkan untuk menjadi presiden, itupun sangat manusiawi dan wajar karena memang itulah jalur politik linear yang terentang di atas aspal karir politik seorang politisi.

Berseberangan dengan partai

Kemudian dalam kenormalan politik itu, jika proyeksi perjalanan politik Ganjar kemudian terlihat mulai berserangan dengan partai yang membesarkannya, PDIP, itu pun menurut saya wajar-wajar saja.

Dalam kacamata demokrasi intrapartai (interparty democracy), kemunculan satu nama sebagai calon tunggal di dalam konvensi partai justru aneh.

Di Amerika Serikat dalam satu partai bahkan bisa muncul nama lebih dari lima, untuk kemudian digodok di dalam proses konvensi.

Dari sekian banyak nama di dalam Partai Republik Amerika tahun 2015, misalnya, tak ada yang menduga Donald Trump akan menjadi pemenang di babak final konvensi.

Begitu pula dengan Joe Biden, yang nyaris kurang dijagokan, baik karena faktor umur maupun karena ketidakterlibatan beliau dalam konvensi saat masih jadi wakil presiden.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com