Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Memaknai dan Memaklumi Jalan Politik Ganjar Pranowo

Kompas.com - 04/11/2021, 14:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagaimana telah kita saksikan, Prabowo adalah pihak yang sangat getol memperjuangkan Jokowi bertahta di Jakarta.

Prabowo menjadi salah satu tokoh sentral yang menegosiasikan agar partai pendukung Jokowi di saat jadi Walikota Solo juga ikut mendukung Jokowi di Jakarta.

Perjuangan Prabowo dan kawan-kawannya itu terbukti berhasil. Jokowi dan Ahok akhirnya berjaya di ibukota.

Namun pilihan sulit datang lebih cepat kepada Jokowi. Pada 2014, karena ramainya dukungan, Jokowi harus memilih untuk tetap di ibu kota atau lanjut ke istana.

Sejarah memosisikan Jokowi berseberangan dengan beberapa hal, yakni berseberangan dengan keinginan partai dan berseberangan dengan cerita sejarah politik yang telah membawanya ke ibu kota.

Di tahun menjelang pemilihan presiden 2014, nama Megawati masih sangat kental sebagai calon tunggal PDIP dan nama Prabowo adalah nama lainnya dari partai Gerindra yang santer digadang-gadang di pentas pemilihan calon presiden.

Sangat bisa dibayangkan betapa sulit posisi Jokowi waktu itu.

Tapi, tak ada yang tahu pasti kehendak sejarah. Akhirnya Jokowi ikut berlaga setelah partai mendukungnya dan partai-partai koalisi terbentuk. Pada Oktober 2014, Jokowi dilantik jadi presiden Indonesia.

Berkaca pada apa yang telah terjadi sampai hari ini, semua itu berlalu, berakhir dengan baik-baik alias bisa kembali normal.

Bahkan hubungan Jokowi dan Prabowo semakin erat setelah pemilihan 2019. Jokowi malah berbagi peran politik secara baik dengan Prabowo.

Dengan Megawati apalagi. Pernah dikatakan bahwa Jokowi adalah petugas partai. Tidak salah juga.

Dalam perspektif kepartaian, Jokowi memang kader PDIP dan bertugas memperjuangkan semaksimal mungkin platform politik partai dalam kapasitasnya sebagai presiden, walaupun dalam perspektif kenegarawanan Jokowi adalah petugas rakyat.

Singkat kata, dukungan yang muncul untuk Ganjar agar maju pada kontestasi 2024 nanti adalah hal yang biasa dalam politik karena itu bagian dari kebebasan beraspirasi para pemilih.

Sikap Ganjar yang memilih untuk melangkah secara hati-hati adalah juga hal yang wajar, dilihat dari perspektif kepartaian.

Saya yakin, di satu sisi Ganjar akan bertahan sebagai Ganjar yang saya kenal, Ganjar yang elok dan santun.

Tapi, di sisi lain Ganjar juga akan bertahan di jalur sejarah dan garis linear karier politik. Pada saatnya akan sampai pada satu titik di mana semuanya akan terang benderang.

Jika pun Ganjar harus menjawab dilema politik sebagaimana pernah dipraktikkan Jokowi, saya yakin Ganjar masih bermain di dalam bidak catur yang sama yang sangat perlu diwajari oleh semua pihak, terutama oleh mereka yang memandang Ganjar tak layak menempuh jalur itu.

Pada akhirnya, sejarah akan membuktikan di mana Ganjar selayaknya berada. Saat itu, semua pihak akan dengan sendirinya menjadi arif dan bijak menerimanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com